Malas Bergerak Picu Nyeri Sendi dan Otot

- 16 Juni 2021, 22:40 WIB
Ilustrasi seseorang yang malas bergerak.
Ilustrasi seseorang yang malas bergerak. /YesDok

SEPUTAR CIBUBUR – Malas bergerak di tengah pandemi Covid-19 berpotensi memicu nyeri sendi dan otot. Di tengah kondisi saat ini, masyarakat lebih sering menghabiskan waktunya di rumah.

Senior General Manager Marketing Combiphar, Cindy Gunawan mengatakan, masih tingginya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, mendorong masyarakat untuk tetap bekerja dan beraktivitas dari rumah. Kondisi itu memicu orang untuk malas bergerak.

Namun, kondisi yang terjadi, mereka menghabiskan waktu di depan layar sambil duduk terus-menerus. dan mengurangi aktivitas fisik. Jika kebiasaan malas bergerak tetap dijalani masyarakat, gangguan nyeri sendi dan otot menjadi perlu untuk diwaspadai.

Baca Juga: Berjalan Kaki Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh

“Meski terkesan sepele, nyeri sendi dan otot secara signifikan mampu memengaruhi mobilitas serta aktivitas sehari-hari. Tetap aktif dan terus bergerak adalah hal terpenting yang harus dilakukan, selain untuk hindari nyeri sendi dan otot, juga agar kualitas kesehatan secara menyeluruh dapat terjaga,” ungkap Cindy dalam keterangan resmi, Rabu, 16 Juni 2021.

Sementara itu, Medical Expert Combiphar, dr Edo Adimasta menjelaskan, duduk secara terus menerus selama lebih dari 40 menit, akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar dan pada jangka panjang dapat melemahkan otot di sekitar sendi. Otot sekitar sendi mempunyai peran penting dalam mengurangi beban cepatnya keausan pada tulang rawan sendi, hilangnya fleksibilitas, dan nyeri pada sendi. Karena itu, nyeri sendi merupakan salah satu gejala paling sering yang dialami kebanyakan orang dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

“Belum lagi pada saat pandemi dan fenomena work from home (WFH), kurangnya fasilitas di rumah dan pengetahuan yang memadai, memaksa masyarakat duduk sambil bekerja dan berkegiatan dengan postur atau posisi tubuh yang tidak sesuai (tidak ergonomis), yang akan menambah risiko gangguan persendian,” jelas dr Edo.

Baca Juga: Penjualan Tiket A Quiet Place II Tembus US$ 100 Juta

Kemudian, Asep Azis, SST. Ft., seorang ahli fisioterapi yang saat ini bertugas mendampingi tim nasional sepak bola Indonesia, menambahkan, potensi obesitas yang timbul akibat kurang bergerak, juga ikut berperan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya keausan atau radang pada sendi. Karena itu, jangan takut untuk tetap berolahraga walaupun sudah mengalami gejala radang sendi. Dengan memasukkan olahraga ringan dan mengubah pola makan ke dalam rutinitas harian, dapat secara alami menurunkan berat badan dan mengurangi tekanan pada persendian.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah