Nilai CT pada RT-PCR, Salah Satu Kriteria Pemulangan Pasien

- 7 Juli 2021, 15:27 WIB
Mari kita memahami nilai CT dalam hasil tes PCR Covid-19, ternyata angka itu menunjukkan jumlah RNA virus dari hasil swab.
Mari kita memahami nilai CT dalam hasil tes PCR Covid-19, ternyata angka itu menunjukkan jumlah RNA virus dari hasil swab. /Pexels/Polina Tankilevitch

SEPUTAR CIBUBUR – Direktur Omni Hospitals Bekasi, Dr Dedy Nugroho, MARS, PhD, mengatakan, nilai cycle threshold (CT) pada hasil real time reverse transcriptase polymerase chain reaction atau biasa disebut real time RT-PCR menjadi salah satu kriteria pemulangan pasien dari perawatan di rumah sakit. 

“Hasil pemeriksaan real time PCR dinyatakan positif apabila terdapat akumulasi sinyal fluoresens. Nilai CT adalah jumlah siklus yang dibutuhkan sampai sinyal fluoresens melewati ambang\threshold. Nilai CT tersebut secara proporsional berbanding terbalik dengan jumlah target asam nukleat di dalam sampel. Artinya, semakin rendah nilai CT, semakin banyak jumlah asam nukleat yang terdeteksi di dalam sampel,” kata Dr Dedy dalam keterangan resmi, Rabu, 7 Juli 2021.

Pada umumnya, menurut Dr Dedy, batas ambang nilai CT adalah 40 dengan interpretasi, yaitu nilai CT di bawah 29 adalah positif kuat. Sebab, terdapat target asam nukleat dalam jumlah banyak. Kemudian, nilai Ct antara 30-37 adalah positif. Sebab, terdapat target asam nukleat dalam jumlah sedang. Sedangkan, nilai CT antara 38-40 adalah positif lemah. Sebab, terdapat target asam nukleat dalam jumlah sedikit dan terdapat kemungkinan kontaminasi dari lingkungan.

Baca Juga: Mulai Besok, bisa Vaksinasi Covid-19 di Stasiun MRT Jakarta, Begini Caranya

“Namun demikian, beberapa kit reagen menyantumkan batas ambang nilai CT yang berbeda, yaitu 3S, 36, 38, atau 41, sehingga interpretasi harus disesuaikan dengan penjelasan yang disertakan dalam kit reagen yang digunakan,” jelas Dr Dedy.

Tinggi atau rendahnya nilai CT, menurut Dr Dedy, sangat bergantung pada teknis pengerjaan, jumlah RNA di dalam sampel, metode pengambilan sampel, metode ekstraksi RNA yang digunakan, reagen dan primer yang digunakan dalam reaksi PCR.

“Perlu diperhatikan juga bahwa pada saat ini ketersediaan reagen yang bervariasi dan tidak adanya standardisasi antarproduk mempersulit pemanfaatan nilai CT,” tutur Dr Dedy.

Baca Juga: Cara Daftar dan Link Vaksinasi Covid-19 Gratis di Mall Kota Kasablanka

Mempertimbangkan hal tersebut, menurut Dr Dedy, penggunaan nilai CT untuk aplikasi klinis harus disertai hasil viral load dan viabilitas virus menggunakan metode kultur virus yang dikerjakan di laboratorium yang sama.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah