‘Bintang itu Telah Kembali’ Esai Birgaldo Sinaga yang Menyentuh Kemanusiaan

15 Mei 2021, 14:42 WIB
Pegiat media sosial, Birgaldo Sinaga /Facebook @birgaldosinaga

SEPUTAR CIBUBUR – Di kalangan pegiat media sosial, Birgaldo Sinaga kenal sebagai salah seorang "pendekar" yang bersama Denny Siregar melawan isu radikalisme dan Sara (Suka, Agama, Ras, dan Antargolongan).

Selain itu, Birgaldo Sinaga juga dikenal sebagai penulis handal yang selalu membawa pembacanya memasuki perenungan ranah kemanusiaan.

Namun mungkin Tuhan begitu sayang dengan, sehingga hari, Sabtu 15 Mei 2021 Birgaldo Sinaga dipanggil oleh Sang Maha Kuasa. Kabar meninggalnya Birgaldo ini diungkap sabahatnya Denny Siregar lewat akun @Dennysiregar7 di Twitter.

"Selamat jalan, bro Brigaldo Sinaga. Sakitmu sudah usai...," cuit Denny, Sabtu, 15 Mei 2021.

Baca Juga: Birgaldo Sinaga, Aktivis Kemanusiaan dan Pegiat Media Sosial yang Tidak Pernah Redup Tutup Usia

Semasa hidupnya, Birgaldo Sinaga dikenal sebagai pendukung berat Ahok pada Pilkada DKI 2017, dan ikut mengawal kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.

Salah satu artikel tentang kekejaman terorisme dan bahaya radikalisme, itu termuat dalam akun Facebooknya, @birgaldosinaga, 30 April 2021.

Tulisan terjudul “Bintang itu Telah Kembali” menceritakan tewasnya seorang gadis kecil akibat dalam aksi teroris di halaman Gereja Ouikumene, Samarinda.

Berikut ini tulisan lengkapnya:

‘Bintang itu Telah Kembali’ Facebook @birgaldosinaga

BINTANG ITU TELAH KEMBALI

Oleh: Birgaldo Sinaga

Lima tahun lalu, bocah cilik manis nan lucu itu menari bernyanyi riang di depan banyak orang. Para tetangga rumah takjub dan bertepuk tangan.

Bocah cilik berusia 2.5 tahun itu terus menari. Ia bak bintang di langit luas yang bersinar terang. Suaranya menembus dinding2 rumah mengalir bening.

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.

13 November 2016, seorang teroris bernama Juhanda masuk ke halaman gereja Ouikumene Samarinda.

Baca Juga: Arus Balik Pasca Lebaran, Pengguna Jasa Ferry Tujuan Jawa dari Sumatera dan Bali Wajib Bawa Surat Hasil Negati

Juhanda membawa motor dengan tas ransel di punggung.

Tas berisi bom molotov itu diturunkannya. Sumbu bom dibakarnya. Ia mendengus. Lalu berteriak takbir.

Brakkk..bummmm...brakkk..bummm

Bom molotov itu sekelebat terlempar di depan pintu gereja. Bocah kecil Trinity, Alvaro, Intan dan Anita meraung2 di atas tanah. Api seketika membakar sekujur pakaian dan tubuh mereka. Bocah2 kecil itu sedang bermain.

Intan Olivia (2.5) tewas setelah 12 jam bertahan. Ity kritis seminggu dengan luka bakar hampir 60 persen. Alvaro (3) terbakar wajah dan kepalanya. Anita (3) terbakar lengannya.

Baca Juga: Perhatian, Jangan Jalan ke Puncak Dulu Sebelum Baca Ketentuan Ini

Hampir 4 tahun Ity berjuang memulihkan luka2 bakar di tubuhnya. Tangannya tidak bisa lurus. Jarinya tidak bisa ditekuk. Kakinya pincang karena otot kulit mengeras. Ia hampir mati.

4 tahun lalu, sekitar akhir 2017, saya pertama kali bertemu Ity. Wajahnya dingin. Sorot matanya ketakutan. Wajahnya penuh curiga. Ia trauma pada orang asing. Ity hanya mau dengan ibunya. Ia menolak saya sentuh. Ia menjauh ketika saya ajak bicara.

Kemarin, Ity mengirim video dirinya sedang latihan tari balet. Ia fokus. Ia sangat serius dan konsentrasi. Ia benar2  meluruh dalam jiwa tarian balet. Persis balerina yang meliuk2 lentur diiringi musik denting piano lagu Fur Elise Beethoven.

Ity telah kembali. Ity telah lahir kembali. Teroris yang membakar tubuhnya  itu tidak bisa membunuh mimpi Ity. Teroris jahat itu tidak bisa menghanguskan cita2 Ity.

"Tulang Birgaldo...suatu hati nanti, Ity akan berdiri di podium PBB untuk menceritakan betapa teroris itu jahat. Mereka merenggut hari2 Ity menjadi kesakitan. Membuat Ity berteriak menangis setiap hari", ujar Ity saat kami duduk di anak tangga RS Sun Yat Sen Guang Zhou pada akhir 2019 lalu.

Baca Juga: Tujuh Destinasi Wisata Bandung Raya Cocok untuk Wisata Keluarga di Lebaran ini

Saya menggosok kepalanya.

"Yeaah..kamu pasti bisa Ity. Kamu hebat. Kamu kuat. Bicaralah yang lantang di sana. Teriakkan kepada dunia betapa kekuatan cinta, welas asih, pengorbanan dan pengampunan bisa mengalahkan kebencian dan kejahatan", balas saya sambil memeluk Ity.

Hari ini, saya melihat foto Ity dengan gaya split dan kaki menjulang lurus ke atas. Bibirnya tersenyum tipis.

Saya berbisik.

"Bintang itu telah kembali. Bintang itu telah bersinar kembali."

Salam perjuangan penuh cinta

Birgaldo Sinaga. ***

Editor: Erlan Kallo

Tags

Terkini

Terpopuler