Upacara Pelebon, Tradisi Kremasi Jenazah di Bali untuk Keturunan Bangsawan

- 2 Mei 2024, 17:41 WIB
Pelebon Raja Puri Pemecutan Ida Tjokorda Pemecutan XI, Upacara Ngaben Termegah Sejak Pandemi
Pelebon Raja Puri Pemecutan Ida Tjokorda Pemecutan XI, Upacara Ngaben Termegah Sejak Pandemi /@jeg.bali/

SEPUTARCIBUBUR- Bagi masyarakat Hindu di Bali tradisi kremasi jenazah disebut dengan Ngaben. Lain lagi apabila yang akan dikremasi berasal dari kalangan Brahmana (Sulinggih) dan Ksatria (bangsawan, raja atau penglisir puri di Bali) upacaranya di sebut dengan Pelebon.

Upacara ini pernah diadakan di beberapa daerah di Bali, salah satunya di Puri Saren Kauh, Ubud.

Pada upacara Pelebon terdapat tiga sarana utama yang terdiri dari Bade, Naga Banda, dan Lembu. Ketiganya digunakan selama prosesi Pelebon untuk mengantarkan jenazah menuju moksa.

Baca Juga: BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Tradisi sakral ini merupakan bukti kepercayaan masyarakat Bali terhadap siklus kehidupan yang abadi dan pentingnya menghormati leluhur. Berikut penjelasannya:

Bade: Sarana Mengantarkan Jenazah Menuju Setra

Bade adalah menara yang terbuat dari bambu, kayu, dan kertas yang digunakan sebagai sarana untuk mengusung jenazah menuju setra (tempat pemakaman).

Semakin besar kekuasaannya atau tingkat sosialnya, maka tingkatan bade semakin tinggi. Selama proses ini, Bade akan dibawa dan diarak sebagai simbol untuk mengantar jiwa yang pergi menuju moksa.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Jangan Menyerah pada Intimidasi

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah