Renungan Malam Kristiani: Melayani-Nya dengan Apa yang Ada

27 Maret 2023, 18:00 WIB
Sagrada Familia, Gereja Katedral yang dibangun Selama 150 Tahun /Tangkap Layar TikTok @Susan.Hover/

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan pada saat ini terdapat dalam Kitab Keluaran pasal 35 ayat 4-5 dan 10 tertulis demikian:

“Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: “Inilah firman yang diperintahkan Tuhan, bunyinya:

“Ambillah bagi Tuhan persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada Tuhan: emas, perak, tembaga”

“Segala orang yang ahli diantara kamu haruslah datang untuk membuat segala yang diperintahkan Tuhan.”

John Henry Newman seorang tokoh rohaniawan Inggris di era 1900-an pernah mengatakan “sebuah pelayanan yang tidak mau bayar harga tidak akan menghasilkan apa-apa”.

Dengan kata lain pelayanan tanpa pengorbanan tidak akan ada hasilnya, dan bukan hanya itu saja, pelayanan tanpa bayar harga bukanlah pelayanan.

Pelayanan tanpa berkorban bukanlah juga pelayanan. Kita perlu mengikuti dorongan Tuhan dalam hati kita untuk melakukan apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan sekalipun untuk itu kita harus berkorban, itulah namanya pelayanan.

Dalam ayat diatas kita membaca tentang firman Tuhan yang berbicara kepada segenap umat Israel bahwa setiap orang yang terdorong hatinya harus membawa persembahan khusus bagi Tuhan.

Kita baca disini pada ayat yang ke 5 suatu hal yang mungkin tidak kita sadari seringkali terjadi yaitu bahwa Tuhan dapat menyentuh hati kita sehingga terdorong untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan dalam bentuk memberikan sesuatu yang kita miliki.

Bangsa Israel saat itu sedang disuruh Tuhan untuk membuat kemah suci dan itu adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan berbagai sumber daya dan bahan untuk pembangunannya.

Itu sebabnya Tuhan menggerakkan seluruh umatnya bangsa Israel untuk bersama-sama membangun kemah suci ini agar terwujud sesuai dengan firman Tuhan.

Tapi kita perhatikan disini bahwa hanya orang-orang yang terdorong hatinya saja yang diminta untuk membawa persembahan khusus dan pemberian persembahan mereka berbeda-beda sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Ada yang membawa emas, perak, tembaga, ada juga yang membawa kain dan sebagainya.

Dan di ayat yang ke 10 kita membaca tentang orang-orang yang ahli, yang wajib datang untuk membuat segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan.

Tidak semua orang ahli dalam melakukan pekerjaan yang diperlukan untuk kemah suci. Tapi  setiap orang yang sudah ditaruhkan karunia oleh Tuhan wajib datang untuk memenuhi tanggung jawabnya.

Ketidakmauan untuk melakukan kehendak Tuhan atau mempersembahkan sesuatu meski sudah didorong dalam hati akan menghilangkan kesempatan berharga dalam melayani Tuhan dan dalam mengalami berkat-berkat Tuhan.

Apa yang menjadi rhema buat kita melalui ayat-ayat ini adalah:

Pertama ketika kita mendapatkan dorongan dalam hati yang dikerjakan oleh Roh Kudus untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan maka janganlah kita mengabaikannya atau menunda-nunda untuk mengerjakannya.

Tapi segeralah lakukan sesuai dengan dorongan dari Tuhan dan dengan hati yang rela.

Kedua jangan memaksakan diri kita bila kita tidak mampu untuk melakukan sesuatu atau tidak mampu untuk memberikan apa yang kita ingin berikan bagi Tuhan atau bagi pekerjaan Tuhan.

Kita perlu menyadari dari ayat-ayat ini bahwa Tuhan tidak memaksa untuk kita memberikan sesuatu yang tidak ada pada kita.

Dalam 2Korintus 8 ayat 11 disitu tertulis “Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.”

Ketiga pakailah keahlian kita untuk kemuliaan Tuhan. Dalam 1Timotius 4 ayat 14a dikatakan “Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu.”

Apapun keahlian, keterampilan dan kepandaian kita pakailah itu untuk melayani Tuhan dan sesama bagi hormat nama Tuhan.

Keluaran pasal 35 ini menunjukkan kepada kita bahwa setiap orang bisa melayani Tuhan dengan apa yang ada pada dirinya.

Pelayanan bukanlah hanya monopoli seorang imam atau kaum Lewi. Tapi dapat dilakukan oleh semua orang dari bangsa Israel.

Dalam konteks kita saat ini pelayanan bukanlah hanya dominasi para pendeta atau kaum teolog tapi semua orang.

Sesungguhnya setiap orang dapat melayani Tuhan sesuai dengan kemampuannya.

Karena itu mari kita layani Tuhan dengan apa yang ada pada kita sesuai dengan panggilan Tuhan, mengikuti dorongan Roh Kudus dan berdasarkan pada apa yang kita miliki dan sesuai dengan kemampuan serta keahlian kita.***

 

Sumber: Youtube Renungan Malam

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler