Renungan Malam Kristiani: Nazar Mengubah Keadaan

12 April 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi - Renungan Harian Katolik hari ini Rabu, 15 Februari 2023 tentang Bersyukur di Tengah Penderitaan. /PIXABAY/Hans

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan pada saat ini terdapat dalam Imamat pasal 27 ayat 1 sampai 4 tertulis demikian:

“Tuhan berfirman kepada Musa: “

“Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seorang mengucapkan nazar khusus kepada Tuhan mengenai orang menurut penilaian yang berlaku untuk itu,”

Baca Juga: Korban TPPU Penipuan Robot Trading FIN888 Tantang Penyidik Bareskrim Tersangkakan Pengusaha Tjahjadi Rahardja

“Maka tentang nilai bagi orang laki-laki dari yang berumur dua puluh tahun sampai yang berumur enam puluh tahun, nilai itu harus lima puluh syikal perak, ditimbang menurut syikal kudus.”

“Tetapi jikalau itu seorang perempuan, maka nilai itu harus tiga puluh syikal.”

Saat masih muda, dalam keadaan lumpuh Nomensen membuat sebuah nazar kepada Tuhan bahwa apabila Tuhan menyembuhkannya maka ia akan pergi menginjil ke tempat yang sangat jauh.

Baca Juga: RPTRA Kalijodo Tak Terawat, Mantan Gubernur DKI: Miris dan Kecewa

Saat itu dokter berkata Nomensen akan lumpuh selamanya tapi ternyata Tuhan berkata lain.

Nomensen mengalami mujizat kesembuhan dan ia pun memenuhi janjinya dengan menjadi misionaris dan pergi ke Sumatera Utara.

Dalam Alkitab tertulis ada banyak orang yang bernazar karena merindukan sesuatu dari Tuhan.

Nazar biasanya berisi janji untuk memberikan sesuatu kepada Tuhan sebagai bentuk pengorbanan apabila Tuhan menjawab doa atau kerinduan dari pemberi nazar.

Baca Juga: Dapat Kado Ducati Panigale V4s dari Juragan 99, Raffi Ahmad Diprotes Warganet

Diantara mereka yang bernazar ada Yakub, Yunus, Yefta dan juga Hana yang bernazar bila Tuhan memberikannya anak, maka anak itu akan ia persembahkan untuk melayani Tuhan.

Nazar yang mereka ucapkan membuat situasi hidup mereka berubah. Tuhan menjawab doa mereka dan merekapun memenuhi apa yang mereka nazarkan.

Sebenarnya dalam berbagai hal di hidup kita ada berbagai praktek nazar atau janji. Misalnya janji dalam pernikahan untuk saling mengasihi dan sehidup semati.

Juga janji dalam pekerjaan antara perusahaan dan karyawan, janji kontrak rumah dan berbagai perjanjian lainnya.

Janji-janji ini adalah nazar juga tapi bedanya adalah dilakukan antara manusia. Sedangkan nazar itu biasanya adalah berarti sebuah janji yang diucapkan oleh manusia kepada Tuhan.

Bayangkan kalau dalam pemberkatan nikah mempelai pria atau mempelai wanita tidak mau berjanji untuk setia.

Maka pernikahan itu bisa saja menjadi batal karena salah satu pihak tentu tidak mau dikhianati. Tapi karena ada janji atau nazar untuk setia maka pernikahan itu pun dilakukan.

Imamat 27 berisi aturan-aturan tentang nazar dan bagaimana orang yang bernazar harus membayar nazarnya itu serta cara bagaimana menebus nazar yang sudah diucapkan.

Dari pasal ini juga kita memahami bahwa sebenarnya segala sesuatu yang kita miliki adalah dari Tuhan dan patut untuk kita persembahkan kepada Tuhan.

Tapi apabila kita secara khusus bernazar untuk memberikan hal tertentu kepada Tuhan maka itu harus kita lakukan dan penuhi, jangan kita tunda atau tidak jadi menggenapi nazar yang sudah diucapkan.

Berkaitan dengan nazar Pengkhotbah 5 ayat 5 berkata “Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.”

Kita semua perlu berhati-hati dalam bernazar. Terlebih lagi kalau kita sedang dalam situasi emosional dan dalam keadaan yang sulit.

Biasanya dalam saat-saat itu kita bernazar kepada Tuhan, membuat janji yang muluk-muluk kepada Tuhan.

Tidak salah bernazar kepada Tuhan tapi kalau kita mau bernazar pikirkan dan harus kita genapi, harus kita penuhi sesuai dengan apa yang kita nazarkan.

Kita perlu menyadari bahwa Tuhan kita adalah Bapa yang baik. Dia adalah Bapa yang mengerti dan peduli serta mengasihi kita.

Tuhan tidak menuntut nazar dari kita. Dalam Ulangan 23 ayat 22 tertulis “Tetapi apabila engkau tidak bernazar, maka hal itu bukan menjadi dosa bagimu.”

Tapi kalau kita dengan kesadaran penuh mau bernazar kepada Tuhan tentang sesuatu maka kita harus menepati apa yang telah kita ucapkan.

Mungkin ada nazar yang pernah terucap dari diri kita kepada Tuhan dan belum kita kerjakan sampai hari ini.

Mari ambil sikap untuk sungguh-sungguh menepatinya. Kalau ada diantara kita yang mau bernazar kepada Tuhan berkaitan dengan situasi yang dihadapi saat ini pikirkanlah terlebih dahulu apa yang mau kita nazarkan.

Tuhan berfirman kalau ya katakan ya, kalau tidak katakan tidak. Jadi bijaksanalah dalam berjanji, jangan asal bicara supaya ketika nazar itu terucap maka kita tidak akan terbeban tapi bersukacita untuk melakukannya bagi Tuhan.

Satu hal yang perlu kita ingat bahwa hidup kita dan segala milik kita adalah kepunyaan Tuhan. Karena itu mari kita hidup untuk hormat dan kemuliaan bagi namaNya. ***

Sumber: Youtube Renungan Malam

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler