Renungan Malam Kristiani: Berterimakasihlah Bukan Pada Diri Sendiri

10 Februari 2024, 18:00 WIB
Ramalan kartu tarot 9 Februari 2023 jangan sombong /drobotdean/freepik

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam 2Tawarikh 32:24-25 tertulis demikian:

“Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan berfirman kepadanya dan memberikannya suatu tanda ajaib. Tetapi Hizkia tidak berterimakasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh,”

Dalam sebuah konser di Chicago, Harry Lauder seorang penyanyi dan penulis lagu dari Skotlandia membawakan nyanyian di hadapan para penonton yang membludak jumlahnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sebut Program Makan Siang Gratis Keliru

Di akhir dari pertunjukkannya semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan dengan begitu riuh dalam waktu cukup lama. Setelah tepukan tangan itu berhenti para penonton itu berteriak thank you, thank you, thank you secara bersamaan.

Harry Lauder kemudian menunjukkan sikap rendah hatinya. Ia berkata “Jangan berterimakasih kepada saya, berterimakasihlah kepada Tuhan yang telah menaruhkan lagu-lagu itu di dalam hati saya”.

Kembali pada ayat di atas, raja Hizkia pada suatu waktu mengalami suatu penyakit yang membuatnya hampir meninggal. Kita dapat membaca detail kisahnya pada kitab 2Raja-raja 20:1-11.

Baca Juga: Yenny Wahid Ungkap 30 Persen Anggaran Proyek Strategis Masuk Kantong Koruptor

Melalui nabi Yesaya, Tuhan memberitahukan kepada Hizkia bahwa hidupnya di bumi akan segera berakhir. Saat itu Hizkia menangis dan berdoa, menaikkan permohonan dan meminta belas kasihan Tuhan.

Segera setelah ia berdoa Tuhan berfirman melalui nabi Yesaya bahwa Hizkia akan diperpanjang umurnya 15 tahun lagi.

Hizkia di kemudian hari menjadi sombong dengan apa yang ada padanya dan keangkuhannya itu membuatnya jatuh.

Dari sini kita mengerti bahwa keangkuhan atau kesombongan bertentangan dengan sikap berterimakasih. Kesombongan membuat kita tanpa sadar menjadikan diri kita sebagai fokus utama dari segala pencapaian.

Padahal Tuhanlah yang seharusnya menjadi fokus pujian dan pengucapan syukur kita karena Tuhanlah sumber segala-galanya bagi kita. Rhema dari firman Tuhan buat kita melalui ayat ini adalah:

Pertama, sadari bahwa kehidupan kita berasal dari Tuhan termasuk segala pencapaian dan keberhasilan kita adalah dari padaNya.

Bukan karena kekuatan dan kehebatan kita maka kita bisa dan kita masih ada saat ini tapi semuanya itu karena kemurahan Tuhan.

Kedua, jangan sombong dengan keberadaan kita sebab semuanya semata-mata adalah anugerahNya.

Terlalu mudah bagi kita untuk jatuh dalam kesombongan kalau kita tidak sadar akan siapa diri kita dan kalau kita melupakan Tuhan.

Ketiga, berterimakasihlah bukan kepada diri kita tapi kepada Tuhan. Orang yang merasa hebat akan kagum pada dirinya sendiri lalu seakan berterimakasih pada dirinya karena kehebatannya.

Tapi orang yang sungguh menyadari akan peranan Tuhan dalam hidupnya pasti akan berterimakasih hanya kepada Tuhan dalam segala perkara.

Kalau ada diantara kita yang selalu fokus pada diri kita, haus akan pujian, haus akan kemuliaan dan ingin menjadi sasaran dari pengucapan syukur manusia, mari ingat bahwa sudah seharusnya kita mengalihkan semuanya itu dan mengarahkan semuanya kepada Tuhan.

Sudah selayaknya kita mengucap syukur kepadaNya atas segala berkat dan kebaikannya di hidup kita. Mari ucapkan syukur kepada Tuhan untuk hari ini dan untuk semua kemurahanNya yang telah Ia nyatakan atas hidup kita. ***

 

Sumber: Youtube Renungan Malam

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler