Pembelajaran Tatap Muka Mulai September di Wilayah PPKM Level 1-3 dan Ada Persyaratannya

- 28 Agustus 2021, 07:17 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim. /ANTARA

Pembukaan sekolah pun banyak menuai pro dan kontra, sejumlah orangtua masih mengkhawatirkan pelaksanaan PTM di tengah kondisi pandemi yang masih mengkhawatirkan, namun banyak juga para orangtua yang mendukung rencana ini.

Menurut survei P2G (Perhimpunan Pendidikan dan Guru), 43,9% orangtua ingin anaknya kembali sekolah, namun ada juga beberapa orangtua yang masih takut untuk melepas anaknya melakukan PTM.

Sebelumnya PTM ini sempat dilaksanakan dan sudah berjalan sebesar 30%, namun kembali ditutup karena Varian Delta menyebar di Indonesia. Dan sekarang akan kembali di buka sebesar 63% dari kapasitas yang ada.

Baca Juga: Indonesia Siap Gelar COP-4 Konvensi Minamata, Targetkan Penghapusan Racun Merkuri

Pelaksanaan PTM ini dimaksud untuk mengatasi masalah pada siswa yang memiliki keterbatasan dalam mengikuti kegiatan PJJ ini karena tidak memiliki alat pembelajaran seperti Handphone untuk mengikuti pembelajaran secara virtual ini.

Sehingga ada beberapa siswa yang mengalami penurunan pencapaian belajar bahkan sampai putus sekolah.

Kondisi psikologis para murid juga terkena dampak dari PJJ ini, karena banyak siswa yang sudah merasa bosan karena tidak bisa bertemu dengan temannya secara langsung, sehingga anak-anak tidak bisa bermain dengan temannya.

Selain dampak Psikologis, para murid juga mengalami penurunan kognitif learning.

Baca Juga: Tersingkirnya GM Magnus Carlsen dari Piala Dunia Catur FIDE 2021 di Rusia

Apa itu Kognitif Learning? Kognitif Learning atau juga Pembelajran Kognitif adalah gaya belajar aktif yang berfokus pada membantu anda mempelajari cara memaksimalkan potensi otak Anda.

Halaman:

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah