SEPUTARCIBUBUR- Malam Satu Suro dalam penanggalan Jawa atau Tahun Baru Hijriah dalam Islam selalu dikait-kaitkan dengan hal-hal mistis atau ghaib.
Hal ini dikarenakan malam Satu Suro adalah malam terbukanya tabir ghaib antara dunia nyata dan dunia ghaib yang mana semua bangsa lelembut maupun kita di dunia nyata bisa bebas masuk keluar.
Karena sasi Suro dianggap sakral atau keramat bagi orang Jawa maka ada ritual, larangan dan pamalinya.
Baca Juga: Polisi Ringkus Empat Perempuan Sindikat Perdagangan Manusia ke Luar Negeri
Ritual, karena sasi Suro dianggap keramat dan sakral maka di Jawa diadakan ritual-ritual tertentu. Selain sebagai penghormatan untuk melestarikan budaya juga sebagai perenungan diri atas perbuatan-perbuatan kita selama satu tahun kebelakang.
Ritual yang pertama pada malam Suro adalah melakukan Siraman atau mandi pada malam Satu Suro. Ritual tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mensucikan atau membersihkan diri.
Ritual yang kedua melakukan Tapa Bisu. Maksud ritual ini adalah tidak mengucapkan atau berbicara sembarangan kecuali yang baik-baik. Karena kalau bicara yang buruk dikhawatirkan hal tersebut akan menjadi nyata.
Berikutnya ritual Tirakatan atau tidak tidur malam. Tujuannya adalah untuk bisa menyambung rasa dengan Tuhan yang Maha Esa.
Ada pula ritual Cawis Kembang Setaman yang tujuannya untuk menyambut kedatangan para leluhur.