Renungan Malam Kristiani: Berkat Karena Ucapan

- 24 Agustus 2023, 18:00 WIB
Ilmuwan memberikan bukti pertama ada sensor pembau di lidah manusia.
Ilmuwan memberikan bukti pertama ada sensor pembau di lidah manusia. /Pixabay

Mulut yang tidak terkendali bisa merugikan tidak hanya bagi orang lain tapi juga diri kita pribadi.

Apalagi bila perkataan mulut kita dilatari oleh motivasi ingin mencari keuntungan, pujian atau penghargaan bagi diri sendiri sehingga kita memanipulasi fakta, mengatakan kebohongan dan memutarbalikkan kebenaran.

Kalau kita kembali merenungkan kata-kata yang telah kita ucapkan, kita akan mengerti bahwa betapa sulit untuk mengubah apa yang sudah terucap dari bibir kita.

Umumnya kata-kata yang sudah keluar tidak dapat ditarik kembali meskipun kita berusaha meminta maaf atau mengkoreksi kembali pernyataan kita.

Itu sebabnya penting bagi kita untuk belajar mengendalikan mulut kita sebelum perkataan terucap.

Mengapa hal ini begitu penting? Karena kata-kata memiliki kekuatan untuk membentuk pandangan orang terhadap kita, mempengaruhi emosi mereka dan membentuk lingkungan di sekitar kita.

Ketika kita berbicara dengan kasar, menyerang atau menyebarkan fitnah, kita tidak hanya merugikan orang lain tapi juga menciptakan ketegangan dan konflik atas diri kita sendiri.

Sebaliknya kata-kata yang dipenuhi kasih, kebenaran dan bijaksana memiliki dampak baik yang membangun dan membawa kedamaian bagi semua orang dan juga diri kita pribadi.

Amsal 18 ayat 21 berkata “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya.”

Belajarlah untuk berpikir sebelum berbicara, sebelum mengeluarkan kata-kata dari mulut kita. Kita perlu merenungkan apakah kata-kata tersebut akan membawa manfaat atau kerugian.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah