Simposium Internasional SIL UI: Solusi Berbasis Keilmuan Diperlukan untuk Pulihkan Keseimbangan Ekosistem

- 26 Agustus 2023, 21:55 WIB
Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) Dr Tri Edhi Budi Soesilo
Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) Dr Tri Edhi Budi Soesilo /Youtube SIL UI/

"Melalui simposium ini, kita memiliki kesempatan berharga untuk berbagi pengetahuan dan pandangan untuk mencapai perubahan dalam mengimplementasikan praktik pengelolaan sumber daya alam," katanya.

Pada simposisum dengan tema "Lingkungan Berkelanjutan Pasca Pandemi Covid-19" itu, sebanyak 143 makalah telah terdaftar untuk dibahas yang datang dari ilmuwan berbagai negara seperti Irak, Malaysia, Indonesia, Sri Lanka, Uzbekistan, Filipina, Jepang, Nigeria, China, Jerman, Ukraina, Viet Nam, and Rusia.

Simposium ini mendapat dukungan diantaranya dari Pertamina, APP Sinar Mas, April, BRI, dan Daya Padi Abadi.

Sementara itu Dosen Senior yang juga Kepala Program Institute of Climate Adaptation and Marine Biotechnologu (ICAMB) Universiti Malaysia Terengganu, Malaysia Dr Mohammad Nor Azra Md Adib yang menjadi salah satu pembicara kunci pada simposium itu mengingatkan bahwa perubahan iklim telah memicu ledakan spesies asing invasif yang mengancam spesies asli setempat.

Hal ini menggangu secara lingkungan, kesehatan manusia, juga perekonomian terutama dari sektor pertanian.

"Kerugian lingkungan, kesehatan manusia, dan pertanian akibat spesies asing di Asia Tenggara mencapai 33,5 miliar dolar AS setiap tahunnya," Kata Mohammad Nor.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Larang Kendaraan Berat Melintas Tol Dalam Kota 5-7 September, Simak Rute Alternatifnya

Contoh-contoh dampak negatif dari ledakan spesies asing invasif adalah hilangnya kepiting Alaska yang bernilai ekonomi tinggi. Mohammad Nor pun mengajak semua pihak untuk sama-sama mencari solusi berbasis keilmuan untuk kondisi ini.

Selain Mohammad Nor, peneliti lain yang menjadi pembicara kunci pada simposium ini adalah Profesor Iryna Bulakh dari Darmstadt, Hesse, Jerman, dan Profesor Hironori Himasak dari Nagasaki University, Jepang. ***

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah