Renungan Malam Kristiani: Tabah Dalam Tantangan

- 17 Desember 2023, 20:15 WIB
Foto anak berdoa saat bangun tidur (istimewa)
Foto anak berdoa saat bangun tidur (istimewa) /Felix Tendeken/

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam 2 Tawarikh 17:6a tertulis demikian:

“Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan.”

Ada kisah tentang seorang anak muda yang bekerja di sebuah perusahaan dan dimarahi managernya sedemikian rupa sampai kata-kata yang menyakitkan terucap oleh sang manager kepadanya.

Baca Juga: Revitalisasi Jembatan Otista Bogor Selesai, Siap Diresmikan Jokowi

Tapi mendengar itu pemuda ini hanya mengangguk, meminta maaf dan tidak marah dengan apa yang diucapkan managernya.

Selanjutnya ia bekerja menuruti aturan dan tuntutan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Rupanya sikapnya yang tidak melawan mendapatkan penilaian yang positif dan karena kinerjanya menjadi semakin baik ia pun dipromosikan.

Baca Juga: PLTU Sintang Gunakan 100 Persen Biomassa Cangkang Sawit

Seringkali jiwa kita bergejolak, darah kita istilahnya jadi mendidih kalau dimarahi atau dibentak oleh siapapun. Namun kita perlu belajar satu hal yang namanya ketabahan.

Dalam berbagai aspek di hidup kita ketabahan sangat diperlukan. Orang yang tabah dapat menghadapi persoalannya dengan baik.

Seringkali ketabahan membuat suasana panas menjadi dingin kembali. Suasana konflik menjadi damai kembali.

Ketabahan diperlukan dalam rumah tangga, dalam studi, pekerjaan, dalam usaha, pelayanan dan dalam berbagai aspek di hidup kita. Ketabahan diperlukan dalam hal kita menuruti firman Tuhan.

Dalam ayat di atas raja Yosafat menuruti jalan Tuhan dengan tabah hati. Mengapa dikatakan demikian? Mengapa mengikut Tuhan dengan ketabahan?

Memang dalam mengikuti kehendak Tuhan, dalam melakukan firman Tuhan hati kita harus selalu tabah.

Tabah mengandung makna kekuatan untuk menghadapi kesulitan, menghadapi cobaan, ujian ataupun tantangan.

Hidup menuruti firman Tuhan kadangkala menghadapi masalah dan persoalan, tidak selalu mudah dan menyenangkan.

Adakalanya kita merasa lelah, putus asa dan ingin menyerah karena begitu banyak tantangan yang ada mencoba untuk menghancurkan kita.

Tapi sebagai orang-orang percaya kita hendaknya selalu tabah, selalu kuat dalam menghadapi situasi apapun yang hendak melemahkan iman kita.

Ada begitu banyak tokoh dalam Alkitab yang tabah dalam mengikuti Tuhan.

Diantaranya adalah Ayub yang memiliki ketabahan dalam penderitaannya karena ujian yang diijinkan Tuhan, ia kehilangan segalanya.

Kehilangan harta, kehilangan anak-anaknya dan ditambah lagi ia kehilangan kesehatannya. Ia menderita sakit yang parah.

Tapi meskipun demikian ia tidak mengutuki dan tidak menyalahkan Tuhan tapi ia tetap memuji dan mengakui kebesaran Tuhan.

Ayub berkata “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan.”

Selain Ayub ada Yusuf yang begitu tabah menghadapi pengkhianatan dari saudaranya sendiri dan juga fitnah yang begitu jahat dari majikannya.

Meskipun menderita ia tidak meninggalkan imannya kepada Tuhan. Rasul Petrus juga adalah contoh ketabahan dalam mengikuti perintah Tuhan. Ia dipenjara karena memberitakan firman tapi ia tidak menjadi lemah tapi tabah dalam menghadapi semuanya.

Ketabahan membawa kita pada kesempurnaan. Ketabahan membawa kita pada kebaikan. Ketabahan membuat kita mengalami berkat-berkatNya. Dalam Kisah Para Rasul 27 ayat 25 tertulis “tabahkanlah hatimu.”

Saat ini kalau ada diantara kita yang ingin menyerah, ingin berhenti dalam mengikuti Tuhan, ingin berhenti melakukan kebaikan, ingin menyerah dalam mengerjakan pelayanan, ingin menyerah dalam menjalani visi Tuhan, ingin menyerah dalam menjalani rumah tangga jadilah tabah.

Kuatkan hatimu, sabar dalam setiap keadaan karena ada berkat yang menanti kita. Ada kemenangan dibalik ketabahan. ***

 

Sumber: Youtube Renungan Malam

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x