Renungan Malam Kristiani: Pikiran yang Tenang

- 19 Januari 2024, 18:00 WIB
Berdoa/Pexels / 9143 images/fixabay
Berdoa/Pexels / 9143 images/fixabay /

Kalau kita perhatikan pasal 116 ini kita dapat menemukan bahwa pemazmur mengalami situasi yang sangat sulit dalam hidupnya.

Bahkan di ayat yang ketiga terungkap bagaimana kondisi yang menakutkan terjadi. Disitu tertulis “tali-tali maut telah meliliti aku dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.”

Pikiran pemazmur tidak tenang, ia gelisah dalam pergumulannya. Tapi dalam keadaan itu ia memilih untuk berseru kepada Tuhan dan berharap kepadaNya.

Saat ia mengarahkan hati dan pikirannya kepada Tuhan, ia menyadari akan pribadi Tuhan yang pengasih dan penyayang.

Pemazmur sadar Tuhan itu baik dan pasti akan selalu berbuat baik kepadanya. Ia mendapat kekuatan kembali hingga ia berkata di ayat yang ke tujuh “kembalilah tenang hai jiwaku sebab Tuhan telah berbuat baik kepadamu.”

Mudah sekali kita menjadi kuatir dan pikiran menjadi tidak tenang karena melihat berbagai situasi yang ada di dunia ini.

Kita membaca berita di berbagai media dan kita mendengar kabar tentang perang yang meluas dan berbagai bencana.

Kita dikirimkan info tentang krisis dan ancaman masa depan. Semuanya itu membuat pikiran jadi tidak tenang.

Apalagi ditambah dengan situasi dalam keluarga kita pribadi yang mungkin sedang mengalami kesukaran, sakit penyakit atau masalah lainnya.

Hati kita jadi gelisah, pikiran kita jadi berkecamuk dan kita tidak bisa tenang. Menghadapi itu semua yang perlu kita lakukan adalah:

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x