Mengenal Tradisi Piring Terbang, Jamuan Makan untuk Tamu Saat Kondangan di Solo

- 6 Mei 2024, 21:14 WIB
Selat Solo, salah satu makanan khas Indonesia yang memiliki pengaruh dari Belanda./Instagram/ @tendabiru_solo
Selat Solo, salah satu makanan khas Indonesia yang memiliki pengaruh dari Belanda./Instagram/ @tendabiru_solo /

SEPUTARCIBUBUR- Tradisi Piring Terbang adalah tata cara menghidangkan makanan dengan menggunakan pramusaji kepada tamu undangan.

Tamu undangan diperlakukan bak raja dan ratu. Tinggal duduk manis, pramusaji yang akan mengantarkan hidangan satu per satu.

Tradisi Piring Terbang merupakan salah satu tradisi yang berasal dari Solo, Jawa Tengah.

Masyarakat kota Solo sering menggunakan konsep Piring Terbang sebagai salah satu tradisi dalam menjamu tamu undangan pada acara pernikahan.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Bangun Dirimu dengan Bekerja

Dikutip dari laman Pemerintah Kota Surakarta,  tradisi Piring Terbang berkembang dan melekat di tengah masyarakat sejak zaman Kerajaan Mataram.

Dahulu tradisi ini digunakan karena dilatarbelakangi dengan banyaknya tamu yang berdiri ketika menyantap hidangan. Oleh sebab itu, untuk menghormati tamu, muncullah tradisi Piring Terbang.

Walaupun hanya berupa pemberian hidangan untuk tamu, tradisi Piring Terbang disusun dengan pengaturan waktu yang tepat.

Baca Juga: Museum Tamansiswa: Menyusuri Jejak Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah