Network
SEPUTAR CIBUBUR- Jepang, salah satu negara yang sangat menerima pelajar asing dan menjadi salah satu destinasi belajar favorit, hal itu terbukti pada tahun 2019 totalnya mencapai 312.214 orang.
Sampai pada tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 menyerang Jepang, negara yang identik dengan pohon sakura itu tetap menerima pelajar asing, namun, pembelajaran dilakukan secara daring.
Semua pelajar asing yang sudah mendaftar di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Jepang terpaksa mengikuti pembelajaran secara daring dari negara mereka masing-masing.
Baca Juga: Joker Jepang Yang Terinpirasi Film The Joker Siap Untuk Dihukum Mati
Perbedaan waktu dari setiap negara menjadi salah satu kendala bagi mereka, terutama bagi pelajar yang tinggal di negara wilayah Eropa dan Amerika Serikat.
Pembelajaran secara daring ini sudah mereka lakukan sekitar hampir 2 tahun lamanya sembari menanti kepastian untuk dapat masuk ke Jepang dan belajar secara tatap muka.
Situasi pandemi Covid-19 di negeri Samurai berangsur baik sejak September 2021 atau tepatnya setelah rangkaian Olimpiade Tokyo 2020 berakhir.
Saat itu, Pemerintah Jepang mengumumkan bahwa pembatasan akan dibuka bagi pelajar dan perjalanan bisnis internasional dapat masuk ke negaranya mulai 8 November 2021.
Namun, hal itu tidak mudah, Pemerintah Jepang mewajibkan bagi sekolah/universitas yang menerima pelajar asing harus mendapatkan 'Screening Certificate'.
