Perusahaan Raytheon, yang memproduksi Patriot, mengatakan telah terlibat dalam 150 pencegatan rudal balistik sejak 2015. Namun tingkat keberhasilan Patriot dalam mencegat serangan rudal balistik telah berulang kali dipertanyakan.
Laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah tahun 1992 mengatakan tidak dapat menemukan bukti untuk mendukung laporan bahwa sistem tersebut telah mencapai tingkat keberhasilan 70 persen terhadap rudal Scud dalam Perang Teluk.
Pada tahun 2018, keberhasilan Arab Saudi dalam menggunakan Patriot melawan rudal yang ditembakkan oleh pemberontak Houthi di Yaman dipertanyakan ketika ada video muncul yang memperlihatkan tentang kegagalan sistem.
Namun di luar kemampuan Patriot, penyebarannya merupakan pernyataan dukungan yang besar untuk Ukraina.“Ada banyak simbolisme di sini,” kata Mark Cancian dalam akhir wawancaranya.***