Tempatkan ASEAN sebagai Epicentrum Indo-Pasifik. Korsel Perkenalkan KASI

- 21 Desember 2022, 13:34 WIB
Seminar Internasional bertema “Korea-ASEAN Solidarity Initiatives: Epicentrum Peace and Prosperity the Indo-Pacific” di Auditorium Griya Legita, Universitas Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (20/12/2022). Foto: JMSI
Seminar Internasional bertema “Korea-ASEAN Solidarity Initiatives: Epicentrum Peace and Prosperity the Indo-Pacific” di Auditorium Griya Legita, Universitas Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (20/12/2022). Foto: JMSI /

SEPUTAR CIBUBUR - Di arena KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, bulan November lalu, Presiden Republik Korea atau Korsel Yoon Suk-yeol memperkenalkan kebijakan baru yang disebut Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI). Ini menjadi bukti bahwa Korea Selatan menempatkan Asia Tenggara sebagai epicentrum dari berbagai dinamika yang tengah terjadi di kawasan Indo Pasifik.

Dalam kebijakan baru itu, Korea Selatan memberikan perhatian utama pada promosi kemerdekaan, perdamaian, dan kesejahteraan kawasan Indo-Pasifik yang secara signifikan mengalami peningkatan strategis di tengah persaingan Amerika Serikat dan Republik Rakyat China.

Ketika memperkenalkan KASI di KTT ASEAN, Presiden Yoon mengatakan, dirinya berkomitmen ikut membangun kawasan Indo-Pasifik yang bebas, damai, dan sejahtera melalui solidaritas dan kerjasama dengan ASEAN dan negara-negara besar lainnya.

Baca Juga: Presidennya Dicela Korut, Ini Pernyataan Tegas Menteri Unifikasi Korsel

Elemen kunci dari strategi ini diawali dengan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang dibangun di atas nilai-nilai universal, yang kemudian diikuti peningkatan tatanan regional yang harmonis di mana negara-negara di kawasan saling menghormati hak dan kepentingan masing-masing, juga mencari keuntungan bersama.

Selain itu, Korea Selatan juga ingin memastikan kerjasama yang kuat dengan negara-negara di kawasan di bidang non-proliferasi nuklir, anti-terorisme, serta keamanan maritim, siber, dan kesehatan. Adapun tiga visi utama KASI adalah kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran, yang diperkuat oleh tiga prinsip kerja sama yaitu inklusivitas, kepercayaan, dan timbal balik.

Demikian disampaikan CEO RMOL Network yang juga Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa mengawali Seminar Internasional bertema “Korea-ASEAN Solidarity Initiatives: Epicentrum Peace and Prosperity the Indo-Pacific” di Auditorium Griya Legita, Universitas Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (20/12/2022).

Baca Juga: Bahlil Lahadalia Sebut Tiga Perusahaan Korsel Tertarik Investasi di IKN Nusantara

Dalam sambutannya, Teguh mengatakan, dirinya berharap seminar ini dapat semakin meningkatkan saling pengertian antara masyarakat ASEAN, khususnya masyarakat Indonesia sebagai salah satu negara kunci di kawasan, dengan masyarakat Korea Selatan. Karena itu dia pun berharap, media massa khususnya yang tergabung dengan JMSI ikut mengambil peran dalam mensosialisasikan hal ini.

Hadir dalam seminar internasional itu antara lain Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN Kwon Hee-seog, Rektor Universitas Pertamina Prof. IGN Wiratmaja Puja, Dekan Fakultas Komunikasi dan Diplomasi Universitas Pertamina Dr. Dewi Hanggraeni, Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga JMSI Khalid Zabidi, dan Ketua Bidang Koordinasi Program JMSI Akhiruddin Mahjuddin.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah