Ini Cerita Misionaris di Italia Jika Kangen Tanah Air

- 2 Januari 2023, 11:25 WIB
Rm Ferdinandus Supandri SX (berpeci) berselempangkan portable speaker di pundak. Foto: Lucius GK
Rm Ferdinandus Supandri SX (berpeci) berselempangkan portable speaker di pundak. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR – Bagi diaspora katolik termasuk di dalamnya para misionaris seperti imam, bruder, dan suster, yang tinggal di luar negeri dalam waktu cukup lama karena tugas belajar atau pun misi pelayanan, tentu tak jarang mengalami perasaan rindu akan tanah air. Rasa kangen yang timbul bisa menyangkut keluarga, teman, suasana kampung halaman, atau pun masakan hingga lagu daerah.

Baca Juga: Kardinal Suharyo akan Berikan Pesan Natal bagi Diaspora Katolik Indonesia, Catat Tanggalnya

Tidak masalah sebetulnya, jika rindu itu muncul bertepatan dengan masa liburan atau cuti sehingga bisa segera mudik ke tanah air. Problemnya, rindu bisa datang sewaktu-waktu di tengah kesibukan mereka belajar atau pun bekerja. 

Rm Ferdinandus Supandri SX menenteng portable speaker bersama Rm Gotfridus Sisilianus Lian Angkur Pr, dan Rm Anicetus Bali OAD (main gitar), saat bernyanyi di acara perpisahan Dubes Laurentius Amrih Jinangkung dan keluarga,  18 Juni 2022. Foto: Lucius GK
Rm Ferdinandus Supandri SX menenteng portable speaker bersama Rm Gotfridus Sisilianus Lian Angkur Pr, dan Rm Anicetus Bali OAD (main gitar), saat bernyanyi di acara perpisahan Dubes Laurentius Amrih Jinangkung dan keluarga, 18 Juni 2022. Foto: Lucius GK
Nah, cara mengobati rasa kangen tanah air seperti yang dilakukan Romo Ferdinandus Supandri SX ini bisa jadi inspirasi. Misionaris yang sudah 6 tahun lamanya berkarya di Salerno, wilayah bagian Selatan Italia ini punya kiat sendiri jika dilanda rasa rindu.

Baca Juga: Ekosistem Diaspora Tumbuh Pesat, Buka Potensi Bisnis Global

“Saya suka mendengarkan lagu-lagu daerah Flores dan lagu-lagu Indonesia lainnya,” akunya kepada Lucius GK saat  yang bersama Romo Antonius Suhermanto Pr dari Keuskupan Tanjungkarang, yang tengah studi doktoral (S3) di Roma, dan AM Putut Prabantoro, Taprof Lemhannas bidang Sosial Budaya dan Ideologi berkunjung di kediamannya di Salerno, Juni lalu.

Rm Antonius Suhermanto Pr dari Keuskupan Tanjungkarang (kiri), dan AM Putut Prabantoro, Taprof Lemhannas bidang Sosial Budaya dan Ideologi. Foto: Lucius GK
Rm Antonius Suhermanto Pr dari Keuskupan Tanjungkarang (kiri), dan AM Putut Prabantoro, Taprof Lemhannas bidang Sosial Budaya dan Ideologi. Foto: Lucius GK
Tak heran jika di setiap kegiatan bersama umat di Salerno, Romo Pandri –demikian ia akrab disapa-- acap menenteng portable speaker.  Begitu pun ketika acara perpisahan Dubes Laurentius Amrih Jinangkung dan keluarga dengan para misionaris di Napoli dan kota sekitar yang digelar di Biara Kongregasi Maria SS Addolorata, Napoli, Italia, 18 Juni 2022 lalu.

Rm Ferdinandus Supandri SX mengajak Dubes Laurentius Jinangkung ikut bernyanyi. Foto: Lucius GK
Rm Ferdinandus Supandri SX mengajak Dubes Laurentius Jinangkung ikut bernyanyi. Foto: Lucius GK
Rm Pandri yang sebelumnya memimpin Misa Kudus turut andil membuat acara ramah tamah perpisahan Dubes Amrih Jinangkung bertambah semarak dan penuh kegembiraan.

Rm Ferdinandus Supandri SX (berpeci) berselempangkan portable speaker di pundak. Foto: Lucius GK
Rm Ferdinandus Supandri SX (berpeci) berselempangkan portable speaker di pundak. Foto: Lucius GK
Betapa tidak? Dengan lincah jari jemari Rm Pandri men-searching lagu-lagu untuk kemudian diperdengarkan lewat portable speaker-nya.  Maka mengalunlah lagu-lagu Poco-poco, Gemu Famire, Tobelo, ataupun tembang daerah lainnya hingga berbagai lagu dangdut khas Indonesia, dan puluhan biarawati Indonesia dari berbagai ordo, para romo serta semua yang hadir dalam acara istimewa itu pun asyik berdansa bersama dan berjoget ria. 

Baca Juga: Rekomendasi Kuliner di Cibubur: Warung Sop Sapi Abah Haji, Sajikan Beragam Masakan Nusantara

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x