“Ini penting agar kedepan, biodiesel tidak perlu lagi terus menerus disubsidi lagi dari dana yang dikelola oleh BPDPKS,” kata Eugenia.
Eugina juga menyarankan pentingnya melakukan diversifikasi penggunaan sawit sebagai bahan bakar di dalam negeri.
Baca Juga: Lima Nama Cawapres Anies Baswedan Rekomendasi Dari Nahdlatul Ulama (NU)
“Penciptaaan biobensin mungkin bisa menjadi alternatif, sehingga dengan mudah kita mengendalikan suplai biodiesel ke UE,” kata Eugenia.
Jika ini bisa direalisasikan, kedepan, Indonesia tidak khawatir dengan pembatasan biodiesel ke Eropa karena pasokannya terserap penuh di dalam negeri.
Hal lainnya yang diperlukan adalah membangun bursa sawit Indonesia yang mapan.
“Selama ini, bursa sawit hanya sebatas retorika saja dan belum terealisasi. Selama Eropa menguasai pasar derivatif sawit melalui bursa Roterdam, maka keberhasilan Indonesia untuk mengendalikan perdagangan sawit tidak sepenuhnya berhasil,”kata Eugenia.
Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: 3 Ciri Gereja Duniawi
Pernyataan senada juga dikemukakan Tungkot Sipayung.
Tungkot menilai, UE salah menafsirkan bahwa tanpa dana Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) harga referensi biodiesel akan lebih rendah.