Ini akan mengarahkannya menuju Samudera Selatan melalui jalur yang dikenal sebagai “lorong gunung es” di mana spesies serupa dapat ditemukan terombang-ambing di perairan gelap. Tidak jelas mengapa hal tersebut baru terjadi sekarang.
“Seiring waktu, ia mungkin akan sedikit menipis dan mendapat sedikit daya apung ekstra yang memungkinkannya terangkat dari dasar laut dan terdorong oleh arus laut,” kata Marsh, dikutip Guardian, Senin, 27 November 2023.
Baca Juga: Prabowo Yakin Indonesia Negara Industri Besar, Bukan Sekadar Pasar
Andrew Fleming, pakar penginderaan jauh dari Survei Antarktika Inggris, mengatakan, gunung es tersebut telah melayang selama setahun terakhir dan tampaknya pergerakannya kini semakin cepat.
“Saya bertanya kepada beberapa rekan tentang hal ini, bertanya-tanya apakah ada kemungkinan perubahan suhu perairan yang mungkin memicu hal ini, namun konsensusnya adalah waktunya telah tiba,” kata Fleming.
Ada kemungkinan A23a akan terdampar di pulau Georgia Selatan, menimbulkan masalah bagi satwa liar Antarktika.
Fleming mengatakan dia pertama kali melihat pergerakan dari gunung es tersebut pada 2020.***