Agroforestri di Perhutanan Sosial Mampu Berkontribusi pada Pencegahan Perubahan Iklim

- 5 Desember 2023, 13:17 WIB
Diskusi peran Perhutanan Sosial di Paviliun Indonesia COP28 UNFCCC, Dubai, Uni Emirat Arab
Diskusi peran Perhutanan Sosial di Paviliun Indonesia COP28 UNFCCC, Dubai, Uni Emirat Arab /

SEPUTAR CIBUBUR-Implementasi perhutanan sosial oleh masyarakat mampu menopang pengelolaan hutan lestari yang berdampak pada pencegahan emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada pengendalian perubahan iklim.

Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Supriyanto menjelaskan melalui perhutanan sosial pendapatan dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.

"Sebagai konsekuensi, masyarakat akan menjaga dan mempertahankan hutan dari illegal logging, kebakaran hutan," kata dia saat menjadi pembicara kunci pada talkshow 'How Social Forestry is Tackling Climate Change and Its Best Practice' di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin, 4 Desember, 2023.

Baca Juga: Antartika Meleleh, Gunung Es Terbesar di Dunia Hanyut di Perairan Kutub Selatan

Per September 2023, KLHK telah menerbitkan izin perhutanan sosial seluas 6,3 juta hektare yang melibatkan 1,2 juta kepala keluarga. Selain itu, juga telah ada pengakuan hutan adat seluas 244.195 hektare dengan luas indikatif 836.141 hektare.

Secara kelembagaan, telah ada 10.230 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dimana 55 KUPS diantara berstatus Platinum dan 958 KUPS berstatus Gold yang telah mandiri menjalankan usahanya bahkan mampu melakukan ekspor.

Pemegang izin perhutanan sosial melakukan pengelolaan hutan dengan pola agroforestry memanfaatkan hasil hutan, jasa lingkungan, dan wisata. Menurut Bambang, riset yang dilakukan pada tahun 2020 lalu membuktikan 74% pemegang pemegang izin perhutanan sosial mengalami kenaikan pendapatan antara 2 kali lipat hingga 3 kali lipat. Kondisi ini menjadi insentif bagi masyarakat untuk lebih kuat mengelola dan menjaga hutan.

 Baca Juga: Ini Bukti Bisnis Pertamina Geothermal Energy Resiliensi

Head of Environment & Social Responsibility Astra Diah Suran Febrianti menyatakan pihaknya mendukung program Perhutanan Sosial yang dilaksanakan pemerintah.

"Kami membina petani agroforestri bersama dengan IPB University," katanya.

Sampai saat ini Astra telah membina 10.000 petani agroforestri yang bergabung dalam 15 kelompok tani di 4 provinsi yaitu Sumatera Utara, Jawa barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. telah ada 1.439 hektare areal perhutanan sosial yang menjadi binaan Astra dengan jumlah pohon tertanam mencapai 834.600 batang.

 

KTT Perubahan Iklim
KTT Perubahan Iklim

Diah menjelaskan, bimbingan yang dilakukan Astra kepada petani perhutanan sosial dilakukan mencakup penguatan kapasitas petani hingga mampu melakukan hilirisasi produk dan memasarkannya bahkan hingga ekspor. "Komoditas yang dihasilkan diantaranya adalah kopi, coklat, alpukat, gula aren, dan berbagai buah-buahan," katanya.

Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB University Dodik Ridho Nurrochmat menjelaskan perhutanan sosial berperan besar dalam pengendalian perubahan iklim karena mencegah deforestasi dan merehabilitasi kawasan hutan yang tidak memiliki tutupan hutan.

Dodik menjelaskan, pihaknya menghitung pengurangan emisi GRK di areal perhutanan sosial yang dikerjasamakan dengan Astra seluas 183,91 hektare, mencapai 48.361,53 ton setara karbondioksida (CO2e) per hektare per tahun.

"Dengan catatan reduksi emisi GRK itu, jika seluruh alokasi perhutanan sosial seluas 12,7 juta hektare telah diterbitkan bisa mereduksi karbon hingga 167 juta ton CO2e atau sudah melebihi target yang dicanangkan untuk mencapai FOLU Net Sink,"kata dia.***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah