Paviliun Indonesia Sukses Usung Misi 'Soft Diplomacy', Tunjukkan Keterlibatan Multi Pihak

- 12 Desember 2023, 13:51 WIB
Atraksi budaya di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim di Dubai, Uni Emirat Arab
Atraksi budaya di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim di Dubai, Uni Emirat Arab /Paviliun Indonesia/

SEPUTAR CIBUBUR - Paviliun Indonesia yang menjadi sarana soft diplomacy Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC resmi ditutup oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis, Senin, 11 Desember 2023.

Selama dua pekan penyelenggaraan, Paviliun Indonesia menggelar 77 sesi diskusi panel dengan pembicara dari berbagai latar belakang yang menunjukkan semakin banyaknya aktor selain pemerintah (Non State Actors) yang terlibat dalam aksi mitigasi perubahan iklim.

"Paviliun Indonesia memperlihatkan bagaimana kebijakan dan aksi menghadapi perubahan iklim dilaksanakan, membuktikan apa yang sudah menjadi komitmen Indonesia dalam negosiasi global, dan menunjukan aksi-aksi yang dilakukan oleh berbagai pihak di lapangan," kata Husin Bagis.

Baca Juga: Ingin Lihat Lumba-Lumba di Indonesia? Ini Lima Rekomendasi Tempat Eksotis untuk Dikunjungi

Husin menegaskan Paviliun Indonesia mendukung negosiasi Indonesia di meja perundingan COP28 UNFCCC. Paviliun Indonesia menyuarakan aksi, strategi, dan inovasi ke dunia Internasional sebagai salah pemimpin untuk mencegah kenaikan suhu global di atas 1,5 derajat celsius.

Untuk diketahui, pada dua penyelenggaraan COP sebelumnya di Glasgow, Inggris dan Sharm El-Sheikh, Mesir, Paviliun Indonesia menekankan pada pentingnya peran sektor kehutanan dan penggunaan lahan (Forestry and Other Land Use/FOLU) untuk mencapai target pengurangan emisi GRK seperti yang sudah tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).

Pada penyelenggaraan paviliun di COP28 Dubai tahun ini, Paviliun Indonesia mulai mempromosikan aksi dan komitmen untuk penurunan emisi GRK di sektor energi.

Diantaranya tentang program Just Energy Transition Partnership, Blended Finance, pemanfaatan energi baru dan terbarukan, hingga pelibatan masyarakat dan generasi muda.

"Sesi-sesi yang digelar di Paviliun Indonesia diharapkan menginspirasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik untuk anak cucu kita. Sesuai dengan tema paviliun, Indonesia's Climate Actions: Inspiring The World," ujar Husin.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menambahkan, penampilan kekayaan budaya seperti tari-tarian dan penyajian kuliner dari berbagai daerah ikut memperkuat misi soft diplomacy yang dilaksanakan Paviliun Indonesia melalui sesi-sesi diskusi yang digelar.

"Berbagai topik yang dipresentasikan di Paviliun Indonesia, menginspirasi kita untuk beraksi lebih ambisius dan berkolaborasi untuk mencapai target pengurangan emisi," kata Alue.

Penanggung Jawab Paviliun Indonesia, Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto melaporkan, total ada 379 pembicara pada 77 sesi diskusi yang digelar di Paviliun Indonesia. Para pembicara merupakan aktor dalam aksi iklim mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, LSM, masyarakat, hingga generasi muda.

Menurut Agus, sesi diskusi yang digelar merupakan yang terbanyak jika dibandingkan dengan penyelenggaraan Paviliun Indonesia di COP26 Glasgow, dan COP27 Sharm El-Sheikh.

"Hal itu mengindikasikan, semakin banyak aktor yang terlibat dan ingin menginspirasi dalam aksi iklim," katanya.

Agus melanjutkan, tema-tema diskusi yang diangkat di Paviliun Indonesia mencakup berbagai isu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dari hulu-hilir, landscape-seascape, individu-kelompok termasuk pelaku usaha, hingga gender dan generasi muda. "Paviliun Indonesia mengingatkan kembali bahwa aksi iklim harus dilakukan dengan melibatkan semua pihak,tidak boleh ada yang ditinggal, No One Left Behind," katanya. ***

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah