Bill Gates Ingin Libas Industri Sawit Nasional

- 25 Februari 2024, 16:47 WIB
Bill Gates
Bill Gates /Joshua Roberts/REUTERS/

SEPUTAR CIBUBUR-Bill Gates menilai, dunia perlu mencari pengganti minyak sawit sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan.

Hal, kata Gates, karena minyak sawit menjadi lemak nabati paling banyak dikonsumsi di dunia, namun sangat berbahaya.

“Kandungannya terdapat pada setengah dari semua barang kemasan yang ada di rak supermarket. Mulai dari selai kacang, kue kering, sampo, mie instan, pembuat krim kopi, hingga produk riasan, “kata Gates.

 Baca Juga: CPOPC Sebut Opini Bill Gates Soal Sawit Menyesatkan

Gates menilai, produk turunan dari perkebunan ilegal alias berada dalam kawasan hutan Indonesia, telah mencemari banyak produk yang dijual di supermarket di seluruh dunia.

Bahkan, sejumlah temuan mengungkap banyak perusahaan internasional ikut menerima pasokan baik langsung maupun tidak langsung.

Gates berpendapat, masalah  minyak sawit bukan terletak pada bagaimana menggunakannya, namun bagaimana mendapatkannya.

Baca Juga: BMKG Perkirakan, Maret Indonesia Masuk Musim Kemarau

Hal ini karena pohon  sawit asal dari Afrika, hanya tumbuh dengan baik dalam jarak lima hingga sepuluh derajat dari garis khatulistiwa.

“Kebun sawit telah menyebabkan deforestasi hutan hujan di wilayah khatulistiwa di seluruh dunia. Banyak penebangan dan pembakaran lahan untuk kemudian diubah jadi perkebunan sawit," kata Gates.

Gates menilai, proses ini berdampak buruk bagi keanekaragaman hayati dan membahayakan seluruh ekosistem.

Baca Juga: Pasca Reformasi, Masyarakat Sipil Nilai Pemilu 2024 Paling Kotor

“ini merupakan dampak buruk bagi perubahan iklim. Pasalnya pembakaran hutan telah melepaskan berton-ton gas rumah kaca ke atmosfer, dan ketika lahan basah yang ada di dalamnya dihancurkan, karbon yang mereka simpan juga ikut terlepas," ungkap Bill Gates.

Menurut Gates, pada tahun 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah dan menyumbang 1,4 persen emisi global, lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia," ungkap Gates.

Saat ini menurut Gates, sedang diupayakan pengganti minyak sawit.

Perusahaan seperti C16 Biosciences mencari alternatif pengganti minyak sawit.

Sejak 2017, minyak C16 yang dimodali Gates, mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi.

Meski secara kimiawi berbeda dengan minyak sawit konvensional, minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, diklaim dapat digunakan dalam aplikasi yang sama.

"Gagasan untuk beralih ke lemak dan minyak buatan laboratorium mungkin tampak aneh pada awalnya. Namun potensinya untuk mengurangi jejak karbon secara signifikan sangatlah besar,” kata Gates.***

 

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x