Masyarakat Tak Hendaki Banyak Partai, Pengamat: Partai Baru Sebaiknya Tidak Langsung Ikut Pemilu

13 Juli 2022, 07:18 WIB
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro /Antara/Puspa Perwitasari

SEPUTAR CIBUBUR - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengatakan masyarakat Indonesia tidak menginginkan banyak partai politik (parpol) pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.

Masyarakat justru mengharapkan partai politik yang benar-benar memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat, kata Siti di Jakarta, Selasa malam, 12 Juli 2022.

"Orang Indonesia tidak menghendaki banyak partai; yang dimaui partai berkualitas, bisa mengakomodasi harapan masyarakat," kata Siti.

Baca Juga: Gegara Ditagih Uang Perusahaan yang Ludes untuk Main Judi Online, Seorang Karyawan Langsung Menusuk Dirinya

Fenomena partai baru yang bermunculan setiap menjelang pemilu, lanjutnya, tidak serta-merta membuat masyarakat tertarik untuk memilih.

"(Itu) Dibuktikan dengan masyarakat tidak langsung pindah, Golkar sudah mempunyai pemilih tradisional, PDI Perjuangan mempunyai ceruk dukungan. Pangsa pasar ini yang tidak dipunyai partai baru," jelasnya.

Dia mencontohkan, "kandang banteng" PDI Perjuangan ada di Jawa Tengah dan Bali, sementara basis massa Partai Golkar berada di wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatera.

Baca Juga: Pengamat: OJK Jangan Setengah Hati Tutup Akses Pinjol Ilegal, Investasi Bodong dan Binary Option

Menurut peneliti senior itu, idealnya, partai baru tidak sekonyong-konyong mengikuti pemilu setelah membuat deklarasi.

Parpol, sebagai wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, harus cukup melakukan kampanye politik, seperti sosialisasi politik tentang partai, mengenalkan visi dan misi partai, serta program-program partai yang difokuskan.

Hal itu seharusnya dilakukan secara terus-menerus sebelum pemilu sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam proses politik.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Irigasi dan Air Baku di Sumbawa, Bendungan Beringin Sila Ditargetkan Rampung Akhir Tahun 2022

"Dilakukan jangka panjang, puncaknya di pemilu, pilkada; makanya dilakukan kampanye politik pemilu," tambahnya.

Dia mengatakan parpol baru tidak bisa menunjukkan pemilih yang pasti karena masih mengandalkan pemilih mengambang atau swing voters.

Oleh karena itu, partai baru perlu menunjukkan upaya pendekatan yang tidak dilakukan menjelang pemilu saja, karena pemilih mengambang masih dapat didekati melalui pertemuan secara langsung.

Baca Juga: Negara Ini Justru Siapkan Insentif Pajak Bagi Pengelola Rumah Judi

"Partai yang paling menjadi dambaan rakyat adalah yang mampu menganalogikan dirinya dengan kebutuhan rakyat," ujar Siti. ***

Editor: Erlan Kallo

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler