Isu Tornado Viral di Medsos, Begini Penjelasan BMKG

22 Februari 2024, 15:32 WIB
Lapak pedagang di sekitar lokasi terdampak angin puting beliung di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis, 22 Februari 2024. /Pikiran Rakyat/Ahlaqul Karima Yawan/

 

SEPUTAR CIBUBUR- Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto menegaskan peristiwa bencana yang melanda di Rancaekek, Bandung, pada Rabu 21 Februari 2024 sore merupakan puting beliung. Bukan tornado yang disebut di media sosial.

Hal tersebut disampaikan Guswanto melalui siaran pers yang dimuat BMKG, Kamis 22 Februari 2024.

''Sehingga kami menghmbau bagi siapapun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat, cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah," kata Guswanto.

 Baca Juga: BRIN Sarankan Pengembangan Budaya Betawi Perlu Dikemas Ala K Pop

Guswanto menjelaskan puting beliung secara visual merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar kencang menyerupai belalai dan biasanya dapat menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi kejadian.

Puting beliung terbentuk dari sistem Awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem, meskipun begitu tidak setiap ada awan CB dapat terjadi fenomena puting beliung dan itu tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya. Kejadian angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit.

Prospek secara umum untuk kemungkinan terjadinya dapat diidentifikasi secara general, dimana fenomena puting beliung umumnya dapat lebih sering terjadi pada periode peralihan musim dan dan tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan.

 Baca Juga: Pernah Bekal Partai Demokrat, Moeldoko Tak Hadir di Pelantikan AHY

Secara esensial fenomena puting beliung dan tornado memang merujuk pada fenomena alam yang memiliki beberapa kemiripan visual yaitu pusaran angin yang kuat, berbahaya dan berpotensi merusak.

"Istilah Tornado itu biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer maka dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa mudah," kata Guswanto.

Berdasarkan catatan BMKG, fenomena puting beliung telah terjadi beberapa kali di wilayah Bandung, seperti misalkan pada tanggal 05 Juni 2023 terjadi di Desa Bojongmalaka, Desa Rancamanyar, dan Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah-Bandung dan berdasarkan informasi media.

 Baca Juga: CSIS : Suara Prabowo Gibran Sulit Terkejar

Fenomena tersebut menimbulkan kerusakan pada bangunan rumah warga di mana sebanyak 110 rumah rusak di Bojongmalaka, 20 rumah rusak di Kelurahan Andir, dan 11 rumah rusak di Rancamayar.

Pada tahun 2023 juga terjadi kejadian puting beliung di wilayah Bandung pada bulan Oktober di Banjaran dan bulan Desember di Ciparay serta menimbulkan beberapa kerusakan seperti bangunan rusak dan pohon tumbang, bahkan di tahun 2024 tepatnya tepatnya tanggal 18 Februari 2024, puting beliung terjadi juga di Parongpong Bandung Barat.***

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler