Edisi Gelap Podcast Haris Azhar Ungkap Daftar Pertanyaan ‘Aneh’ TWK Pegawai KPK

- 11 Mei 2021, 09:21 WIB
Podcast Haris Azhar ungkap pertanyaan "aneh" TWK pegawai KPK
Podcast Haris Azhar ungkap pertanyaan "aneh" TWK pegawai KPK /Tangkapan layar Channel Youtube Haris Azhar

SEPUTAR CIBUBUR – Polemik asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantas KPK terus bergulir. Pendiri Lokataru Foundation, Haris Azhar belum lama ini mewawancarai dua orang pewagai KPK yang masuk daftar 75 pegawai yang dinyatakan tidak lulus tes.

Interview yang dikemas dalam bentuk podcast di channel Youtube Haris Azhar, menyebutnya sebagai “Edisi Gelap”, dimana nama asli kedua narasumbernya tidak disebut dan diganti sebagai Lili dan Gufron.

Di awal podcast, aktivis HAM ini menanyakan apa saja pertanyaan yang dianggap aneh  dan tidak terkait dengan wawasan kebangsaan.

Baca Juga: Sahabat Tengku Zulkarnain Minta Masyarakat Mendoakan dan Memaafkan Kesalahan Almarhum

Menurut Lili (bukan nama sebenarnya), suasana di KPK masih “gelap” dan bukan tidak mungkin akan banyak lagi yang pegawai yang menyusul tidak lolos menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara).

“Itu semau-maunya (petinggi KPK) saja, (pegawai) yang dianggap menghalang-halangi langka-langkahnya pimpinan akan disingkirkan. Jadi ke depan bisa menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat (pegawai tidak lulus),” kata Lili mengawali jawabannya.

Lili mengatakan, dari 75 pegawai yang dinyatakan tidak lulus itu, akhir ada yang menyerah dan menurut pada kemauan pimpinan KPK.  

Baca Juga: Fadli Zon Kenang Ustadz Tengku Zulkarnain Sebagai Figur Kritis

“Bahkan sudah ada yang bucin (budak cinta)  dengan Pak Firli Bahuri (Ketua KPK), tapi tetap saja disingkirkan. Kita tidak tahu standar apa yang diinginkan oleh Bapak Firli Bahuri ini,” ungkap Lili.

Seluruh pertanyaan yang diajukan, lanjut Lili, tidak ada hubungannya dengan kebangsaan. Misalnya, Apakah dia mau terima donor darah dari non Muslim? Apakah Lili mengucapkan  selamat Natal kepada non Muslim?

Dan yang lebih aneh, menurut Lili, pertanyaan, apakah dia mau berbohong demi kepentingan pimpinan. “Jadi kalau disuruh bohong sama pimpinan mau ngak? Saya katanya, tidak. Kalau bersinggungan dengan integritas, saya lebih baik memilih resign,” jawabnya dengan tegas.

Baca Juga: Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Beli Hampers Produk Ekonomi kreatif, Tempatnya di Trans Mall Cibubur

Sementara itu, Gufron (bukan nama asli) juga menyampaikan sejumlah pertanyaan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan wawasan kebangsaan.

“Pertanyaan yang agak aneh itu, di awal saya ditanyakan, Pak tahun 2019 ikut ngak nolak-nolak Pak Firli? (Saya) tidak tahu maksud dari pertanyaan itu, mungkin pak Firli itu melambangkan bangsa dan negara,” kata Gufron terheran.

Pertanyaan lain yang dianggapnya mengada-ada yaitu, waktu demo besar revisi Undang-Undang KPK, tahun 2019 Gufron terada dimana? Dengan jujur, dijawab bahwa dia ikut menolak.

Baca Juga: Edinson Cavani Perpanjang Kontrak dengan Setan Merah

Lalu dia tanya lalgi, waktu demo Gufron berada dimana? Lagi-lagi dia jujur, bilang ada di Senayan (ikut demo). “Mungkin itu juga yang membuat saya tidak lulus,” katanya.

Terakhir pertanyaan yang aneh menurutnya, adalah Anda mau mau jadi ASN, jabatan apa yang diincar.  “Seperti itukan tidak ada hubungannya dengan kebangsaan” tutur Gufron. ***

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah