Luhut Diakui Pelaksanaan PPKM Darurat Belum Optimal dan Minta Maaf ke Seluruh Rakyat Indonesia

- 17 Juli 2021, 20:20 WIB
Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya meminta maaf dan mengakui PPKM Darurat di wilayah Jawa dan Bali belum optimal, Sabtu 17 Juli 2021.
Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya meminta maaf dan mengakui PPKM Darurat di wilayah Jawa dan Bali belum optimal, Sabtu 17 Juli 2021. /Tangkapan layar YouTube Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI

SEPUTAR CIBUBUR – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali yang selama ini dirasakan belum optimal.

Sebagai koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali, kata Luhut Binsar Pandjaitan, dia meminta maaf jika dalam penanganan PPKM Darurat Jawa-Bali ini masih belum optimal.

“Dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia jika dalam PPKM Darurat ini belum optimal,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Konferensi Pers Virtual Evaluasi Pelaksanaan PPKM Darurat yang dilakukan secara daring, Sabtu, 17 Juli 2021.

Baca Juga: Kalau Bisa Penurunan 50 Persen Mobilitas Masyarakat Jateng-Yogyakarta, Ini Kata Luhut Terkait PPKM Darurat

Meski begitu, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan terus bekerja keras dengan pihat terkait untuk menekan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Saya bersama jajaran dan menteri kepala lembaga terkait akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa penyebaran varian Delta ini bisa diturunkan," kata Luhut.

Dia menjelaskan, bahwa PPKM Darurat Jawa-Bali yang telah berlangsung selama 15 hari ini bertujuan untuk menurunkan aktivitas dan mobilitas masyarakat guna menurunkan penularan varian Delta.

Baca Juga: Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Minta Menperin Awasi Produsen Oksigen Penuhi 90 Persen Kebutuhan Medis

Menurutnya, serangan varian Delta saat ini memiliki tingkat penularan 7 kali lebih tinggi dari varian lainnya.

Halaman:

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x