Menteri Basuki Tinjau Penanganan Normalisasi Sungai Karang Mumus Untuk Kurangi Risiko Banjir Kota Samarinda

- 24 Agustus 2021, 15:14 WIB
normalisasi sungai Karang Mumus
normalisasi sungai Karang Mumus /Kamsari/Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR

 

SEPUTAR CIBUBUR - Di sela-sela kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Timur mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau penanganan normalisasi Sungai Karang Mumus untuk mengurangi risiko banjir Kota Samarinda, Selasa (24 Agustus 2021).

Dalam tinjauannya, Menteri Basuki menyoroti masih terdapat beberapa warga sekitar yang tinggal di sempadan sungai sehingga diperlukan penataan untuk mengembalikan kapasitas tampung dan aliran sungai. “Saya mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan,” kata Menteri Basuki.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Harya Muldianto mengatakan, Sungai Karang Mumus merupakan sungai drainase utama Kota Samarinda yang bermuara di Sungai Mahakam kapasitasnya sudah berkurang, sehingga saat musim hujan sering terjadi luapan yang menyebabkan banjir.

Baca Juga: Pemerintah Turunkan Level PPKM di Sejumlah Daerah Mulai 24 Hingga 30 Agustus 2021

"Penanganan yang dilakukan haruslah melihat Kota Samarinda yang relatif datar, dengan kendala adanya hambatan pasang-surut, sehingga perlu upaya untuk memotong puncak banjir di hulu, diantaranya dengan cara membangun kolam retensi, memperlebar kapasitas alur sungai, dan juga diupayakan menyimpan air di hulu dengan waduk atau bendungan menjadi sangat utama," kata Harya.

Untuk penanganan banjir di Hulu Sungai Karang Mumus, Harya menyatakan pengerukan sedimen & pembersihan gulma di Waduk Benanga yang dibangun pada tahun 1978 silam. "Waduk ini selain bermanfaat untuk irigasi seluas 800 Ha, dengan luasan fungsional 200 Ha dan pemenuhan air baku 113 liter/detik, juga untuk mereduksi banjir sekitar 20% DAS Karang Mumus," ujarnya.

Menurut Harya dari kapasitas tampung awal waduk sebesar 1,49 juta m3 mengalami sedimentasi sampai 670 ribu m3 pada tahun 2019, sehingga untuk mengembalikan fungsi tampungan waduk mulai tahun 2020 dilakukan pengerukan sedimen & pembersihan gulma total sebanyak 211 ribu m3 dan masih membutuhkan sekitar 718 ribu m3.

"Pengerukan dilaksanakan dengan sistem hidrolis dengan menggunakan Kapal Keruk Cutter Section Dredger (CSD). Sedimen yang dikeruk ditempatkan di tempat tampungan sedimen (disposal) yang lokasinya terpisah dengan area genangan waduk," jelas Harya.

Berdasarkan data, kegiatan utama yang dilaksanakan pada tahun 2020 dilakukan pembersihan gulma 8,9 Ha dan sedimen 111.726m3. Pekerjaan dilanjutkan pada tahun 2021 pembersihan gulma 13,96Ha dan sedimen 99.303m3 yang dilaksanakan oleh kontraktor PT. Insan Cita – Millenia (KSO) dengan nilai kontrak Rp16,32 miliar, saat ini progres pekerjaannya sebesar 60,37%.

Halaman:

Editor: Kamsari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah