Sejarah Berdirinya Gereja Bethel Indonesia di Indonesia

- 24 Desember 2022, 13:55 WIB
Ilustrasi kegiatan gereja di Subang
Ilustrasi kegiatan gereja di Subang /Dok. Facebook Paroki Kristus Sang Penabur Subang/

SEPUTAR CIBUBUR- Gereja Bethel Indonesia (disingkat GBI) adalah suatu kelompok atau sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia yang merupakan anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).

Selain anggota PGI, GBI merupakan anggota dari Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), dan Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).

GBI berdiri sebagai hasil pekabaran Injil dari Bethel Pentacostal Temple Inc., Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Baca Juga: GBI HMJ Justru Menabur ke Jemaat, Ketika Gembala Mengenal Dombanya

Kala itu, Bethel Pentacostal Temple Inc mengutus dua orang misionarisnya, yakni Revangelis  Van Klaveren dan Revangelis Groesbeek ke Indonesia.

Groesbeek memberitakan Injil di Bali kemudian di Cepu dan bertemu dengan Van Gessel.

Beberapa tahun kemudian, Groesbeek pindah ke Surabaya, selanjutnya ke Batavia tahun 1926. Dengan semakin banyaknya jemaat dan adanya pengakuan dari pemerintah Hindia Belanda, maka berdirilah gereja dengan nama De Pinksterkerk in Indonesia.

Selanjutnya, tahun 1932 didirikanlah satu gedung di Surabaya yang dilanjutkan dengan pendirian pelajaran Alkitab bernama Studi Tabernakel.Kemudian tahun 1935 pelajaran Alkitab berganti nama menjadi Sekolah Alkitab di Surabaya.

 Baca Juga: 50 Ucapan Natal yang Menyentuh Hati, Ucapkan Kepada Kerabat yang Merayakan

Selanjutnya, pada  6 Oktober 1970, di Sukabumi, Jawa Barat, Pendeta HL Senduk alias Ho Liong Seng dan rekan-rekannya membentuk sebuah organisasi gereja baru bernama Gereja Bethel Indonesia (GBI)

Sebelumnya Pendeta HL Senduk pernah bergabung di organisasi GpdI, namun memisahkan diri lalu mendirikan (GBI).

Gereja ini diakui oleh pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 41 tanggal 9 Desember 1972.

Baca Juga: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Ajak Umat Kristiani Jadikan Natal Sebagai Momentum Rawat Kebinekaan 

Pendeta HL Senduk kemudian melayani GBI Jemaat Petamburan, dibantu oleh istrinya, Pendeta Helen Theska Senduk, Pdt. Thio Tjong Koan, dan Pdt. Harun Sutanto.

Pada tahun 1972, Pdt. H.L. Senduk memanggil anak rohaninya, Pdt. S.J. Mesach dan Pdt. Olly Mesach untuk membantu pelayanan di GBI Jemaat Petamburan.

Saat itu, Pdt. S.J. Mesach telah menjadi Gembala Sidang "GBI Jemaat Sukabumi", yang telah dilayaninya sejak tahun 1963.

Selanjutnya, GBI terus mengalami perkembangan dan hadir bukan hanya sebagai pentakosta karismatik terbesar di Indonesia , namun telah bertumbuh menjadi gereja nasional yang tersebar tersebar di seluruh dunia.***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah