SEPUTAR CIBUBUR – Guna memberikan peningkatan kemampuan serta kompetensi wartawan, termasuk pengetahuan para wartawan dalam memahami industri kelapa sawit Indonesia, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama terkait dengan pelaksanaan pelatihan jurnalistik.
“Gapki juga ingin berkontribusi dalam memajukan pers Indonesia,” kata Ketua Umum Gapki, Eddy Martono usai penandatanganan kerja sama di puncak acara Hari Pers Nasional di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Menurut dia, kemajuan pers sangat berkaitan dengan kemajuan Indonesia. “Melalui publikasi di media massa, kita bisa menyebarkan optimisme dari potensi yang dimiliki industri kelapa sawit sebagai komoditas strategis Indonesia,” lanjutnya.
Sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia, menurut Eddy, isu dan kampanye negatif terkait industri kelapa sawit Indonesia tidak dapat dihindari. Isu mengenai hak asasi manusia (HAM), lingkungan, hingga isu sustainability (keberlajutan) selalu menjadi permasalahan yang selalu dibicarakan.
Baca Juga: Uzbekistan Pintu Masuk Gapki Tingkatkan Pasar Industri Sawit di Asia Tengah
Ketidakseimbangan informasi yang ada di publik menjadi salah satu faktor yang menciptakan berbagai macam persepsi sehingga menyebabkan adanya ketimpangan informasi terkait dengan fakta-fakta industri kelapa sawit.
Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2024 di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, bahwa kehidupan berdemokrasi, kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan kebebasan berpendapat menjadi poin yang harus terus dilakukan.
“Pers harus tetap menjadi salah satu pilar penjaga demokrasi. Pers harus menjadi rumah bersama untuk menjernihkan informasi. Beritakanlah fakta-fakta apa adanya, tapi bukan mengada-ada, bukan asumsi-asumsi, bukan seolah-olah ada,” ujar Presiden Jokowi.