Bocor Alus Tempo Sebut Bahlil Ingin Geser Airlangga Sebagai Ketum Golkar

- 4 Maret 2024, 14:17 WIB
Relawan TKN Prabowo-Gibran, Bahlil Lahadalia (kanan).
Relawan TKN Prabowo-Gibran, Bahlil Lahadalia (kanan). /Pikiran Rakyat/Oktaviani/

SEPUTAR CIBUBUR-Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia disebut berambisi menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar menggeser posisi Airlangga Hartarto.

Hal ini diungkap jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana dalam acara Bocor Alus Tempo yang ditayangkan di akun YouTube Tempodotco pada Sabtu 2 Maret 2024.

Dalam podcast berjudul "Dugaan Permainan Izin Tambang Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Rencana Pengalihan Golkar, Francisca mengungkap soal keinginan Bahlil Lahadalia yang ingin menjadi Ketum Golkar dan keinginan tersebut kabarnya telah direstu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

 Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Mezbah di Tempat Semula

"Jadi ada sejumlah tokoh politikus di Golkar di pertengahan tahun lalu (2023) Jokowi memberi restu, apa ya namanya jadi mempersilahkan Bahlil untuk menjadi Ketua Umum Golkar," ujar Francisca pada Sabtu 2 Maret 2024.

Francisca mengatakan, ada dua orang yang diharapkan Jokowi untuk bisa duduk di kursi Golkar 1 yaitu Bahlil Lahadalia dan Luhut Binsar Pandjaitan.

"Kalo nggak Bahlil ya Luhut," ujarnya lagi.

Francisca berujar bahwa informasi yang dia terima dari sejumlah politikus Golkar melihat ada semacam wacana apabila Bahlil menjadi Ketum Golkar, maka Jokowi akan menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar.

 Baca Juga: Beredar Nama Nama Menteri di Kabinet Indonesia Emas Prabowo Gibran

"Wacana saat Bahlil mengambil alih Golkar itu terjadi saat gonjang ganjing Jokowi dengan PDIP kan," ujarnya lagi.

Karena ada gonjang ganjing dengan PDIP maka Jokowi harus mencari tempat berlabuh setelah misalnya tidak lagi di partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

"Kemana, karena tentu saja setelah menjadi Presiden dia (Jokowi) kan harus mempunyai kekuatan lain yakni di partai," ujar Francisca.

Pernyataan Francisca pun disambut oleh Stefanus Pramono yang juga jurnalis Tempo dengan menyebutkan untuk menjaga keamanan Jokowi.

 Baca Juga: Bahlil Lahadalia Digoyang Isu Tak Sedap

"Apalagi kalo tidak ada masalah nggak perlu pake jaga-jagaan segala, tapi kalo pemerintahannya sarat dengan masalah maka tentu saja dia (Jokowi) harus melakukan bagai manuver politik-politik baru untuk menjamin keselamatan dia dan juga orang-orang dekatnya dia," ujar Stefanus.

Stefanus pun mempertanyakan siapa yang sebenarnya ingin mengambil alih Golkar.

"Jokowi atau Bahlil?" tanya Stefanus.

 Francisca menjawab bahwa kedua-duanya sama-sama memiliki kepentingan.

"Dua orang berbeda dengan kepentingan yang sama lalu menyatu. Bahlil adalah tangan kanan Presiden dan Presiden (Jokowi) adalah orang yang paling punya kuasa saat ini. Jadi ini dua kepentingan yang bersatu," kata Francisca.***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah