Kardinal Suharyo Minta Masyarakat Doakan Paus Fransiskus Tetap Sehat

- 11 April 2024, 16:01 WIB
Mayong Suryolaksono (kiri) dan AM Putut Prabantoro (kanan) saat menjelaskan rencana kunjungan PWKI ke Vatikan kepada Kardinal Suharyo (tengah), di Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Sumber: PWKI/ Augustinus Dwinarmiyadi
Mayong Suryolaksono (kiri) dan AM Putut Prabantoro (kanan) saat menjelaskan rencana kunjungan PWKI ke Vatikan kepada Kardinal Suharyo (tengah), di Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Sumber: PWKI/ Augustinus Dwinarmiyadi /

Mendukung penuh

(ki-ka): Augustinus Dwinarmiyadi, Kardinal Ignatius Suharyo, AM Putut Prabantoro, Algooth Putranto, Gora Kunjana, dan Mayong Suryolaksono, usai PWKI berpamitan di Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Sumber: PWKI/Mayong Suryo Laksono
(ki-ka): Augustinus Dwinarmiyadi, Kardinal Ignatius Suharyo, AM Putut Prabantoro, Algooth Putranto, Gora Kunjana, dan Mayong Suryolaksono, usai PWKI berpamitan di Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Sumber: PWKI/Mayong Suryo Laksono
Menanggapi penjelasan tersebut, Kardinal Suharyo mendukung penuh niat positif PWKI dan berharap misi dan tujuan PWKI ke depan dapat terwujud.

“Saya kira bagus itu jika bisa dilaksanakan. Soal ide media itu saya kira sangat penting. Mungkin nanti akan saya sampaikan juga ke KWI, ada orang khusus yang ditunjuk mengamati kejadian penting terkait gereja Indonesia yang perlu diberitakan oleh media luar,” katanya. 

Baca Juga: Hamas-Israel Konflik, Ini Pesan Paus Fransiskus

Kardinal Suharyo mengatakan ada tiga hal penting terkait kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Pertama, kunjungan Paus bukan acara yang mendadak tetapi sudah direncanakan sejak tahun 2020 namun batal akibat pandemi.  “Dan kita waktu itu sudah siap. Jadi ini bukan sesuatu yang baru tapi kita memperbarui rencana yang belum terlaksana,” jelas Kardinal Suharyo.

Yang kedua, lanjut Kardinal Suharyo, selain ke Indonesia, Paus juga akan mengunjungi Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, mungkin ke Vietnam. “Ini merupakan perjalanan Paus terjauh ke 4-5 negara  dan pertama dalam sejarah. Biasanya, menurut Kardinal Suharyo, Paus hanya mengunjungi satu atau dua negara, lalu kembali ke Vatikan.

Sedangkan yang ketiga, sambung Kardinal Suharyo, bagus untuk gereja Katolik. “Mengenai sejarah hubungan diplomatik antara Vatikan dan Indonesia. Itukan bagus. Saya kira sangat bagus untuk digali. Jadi kehadiran secara fisik Paus sangat berarti, mestinya lebih jauh daripada itu. Sehingga doa bagi kesehatan Paus sangatlah penting,“ ujar Kardinal Suharyo.

Orang nomor satu di Keuskupan Agung Jakarta ini menambahkan yang perlu digali sebaik-baiknya soal dua dokumen atau gagasan besar dari Paus Fransiskus yakni Laudato Si’ (Lingkungan Hidup) dan Fratelli Tutti (Persaudaraan Sejati).

Baca Juga: Tinggal 293 Hari Lagi Pintu Suci di Vatikan Dibuka

“Jauh lebih penting memperkenalkan pikiran-pikirannya. Jangan fokus pada kedatanganya semata namun jauh lebih penting pesan-pesam beliau. Secara periodik bisa disampaikan pesannya mengenai kemanusiaan apa, kenapa beliau berpihak kepada pengungsi, perhatian kepada perdagangan orang, lintas iman terkait dokumen Abu Dhabi, lingkungan hidup terkait Laudato Si’ dan sebagainya,” imbuh Kardinal Suharso.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah