Lewat Dongeng, Eklin Menyampaikan Pesan Perdamaian kepada Anak-anak

7 Mei 2021, 22:17 WIB
Mengajarkan perdamaian lewat dongeng /dok pt astra international tbk

 

SEPUTAR CIBUBUR – Lewat dongeng anak-anak dinilai bisa mencerna pesan yang ingin disampaikan secara lebih mudah.

Eklin Amtor de Fretes, pendiri Youth Interfaith Peace Camp, mengaku bahwa lewat dongeng, dirinya menyampaikan pesan terkait pendidikan perdamaian bagi anak-anak kecil di Maluku.

Dia menyebutnya, Pesan Dongeng Damai atau Dodi seperti nama boneka yang ia gunakan sebagai alat peraga dalam berdongeng.

Baca Juga: Ramadan Bulan untuk Berbagi, Kanmo Group: Berbagi untuk Kesehatan Anak

Pesan perdamaian itu ditularkan guna melawan cerita-cerita konflik yang membawa segregasi wilayah di Maluku.

“Saya mendongeng dengan pendidikan karakter yang kontekstual. Disesuaikan dengan keberadaan dan kebutuhan anak-anak yang menerima pendidikan karakter melalui dongeng-dongeng,” tutur Eklin Amtor de Fretes, dalam siaran pers yang dikeluarkan Astra International, Jumat, 7 Mei 2021.

Baca Juga: KPAI Temukan Fakta Mencengangkan, Ada Kasus Prostitusi Dimana Anak Sebagai Pelaku Mandiri

Pria yang belajar berdongeng lewat YouTube itu merupakan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 Bidang Pendidikan, “Pendongeng Kreatif untuk Anak Maluku”. Lewat dongeng, dia menyampaikan pesan perdamaian, yakni pluralisme dan toleransi, bersama dengan bonekanya yang bernama Dodi.

Sebelum menemukan pola mengajar lewat berdongeng, Eklin Amtor de Fretes mendirikan Youth Interfaith Peace Camp, yakni program untuk berbagi tentang nilai perdamaian dan menghidupkan perdamaian lewat kreativitas dan keseharian hidup yang didirikan oleh Eklin Amtor de Fretes. Sebanyak 90 pemuda lintas iman di Maluku (Islam, Kristen, Katholik, Agama Suku Nuaulu) telah mengikuti Youth Interfaith Peace Camp.

Baca Juga: Aksi Cepat Kesatuan Penjaga Laut Dan Pantai Selamatkan 2 Kapal Yang Tubrukan

Hebatnya lagi, pada 2019, Eklin membuat program baru yaitu Belajar di Rumah Dongeng Damai yang di dalamnya berisikan pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, dan kelas seni. Hal ini rutin dilakukan untuk anak-anak di daerah Maluku agar anak-anak dapat mendongeng dengan berbagai bahasa sambil melakukan seni.

“Mengajarkan ilmu tidak melulu soal akademis, namun juga nilai positif yang bisa diajarkan sedari dini. Harapannya agar dongeng bisa tetap hidup tidak hanya menjadi media pendidikan tapi khususnya dapat menghidupkan nilai dan merawat perdamaian di Maluku,” kata Eklin Amtor de Fretes.

Semangat Eklin dalam memajukan dunia pendidikan dan merawat perdamaian sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa dan tujuan empat SDGs, yakni Pendidikan Berkualitas. ***

 

Editor: Yetto Parceka

Tags

Terkini

Terpopuler