Maharaksa Biru Bangun Pabrik Biomassa Baru di Bangka

28 November 2023, 15:54 WIB
Cinta Laura Menjadi Komisaris Perusahaan PT Maharaksa Biru Energi Tbk./ Tangkapan layar/ Instagram.com @claurakiehl /

SEPUTAR CIBUBUR- PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) membangun pabrik wood chip terbesar untuk co-firing pembangkit listrik PLN di Bangka.

Tak tanggung-tunggung, investasi yang digelontorkan untuk pembangunan ini mencapai Rp200 miliar, dan direncanakan selesai tahun 2024.

Bobby Gafur Umar, Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi mengatakan, pabrik baru di Bangka Belitung akan meningkatkan kapasitanys dari 1.500 ton per bulan menjadi 6.000 ton per bulan.

Baca Juga: Warga Palestina Tewas di Jalur Gaza Capai 15 Ribu Jiwa

Hasil dari biomassa di pabrik ini nantinya akan difokuskan untuk memasok bahan baku ke PLTU Air Anyir milik PLN.

Langkah ini merupakan dari strategi perusahaan untuk mengembangkan bisnis energi terbarukan berbasis biomassa.

"Indonesia ini kaya-raya dengan aneka tanaman biomassa. Tapi, jangan lupa juga, kita harus menjaga suplai biomassa agar senantiasa sustain. Apalagi, kebutuhannya semakin besar," kata Bobby Gafur kepada wartawan di Jakarta, Selasa 28 November 2023.

 Baca Juga: Pemulung Ditemukan Tewas di Atas Tumpukan Sampah TPS Cilincing

Hanya saja, kata Bobby, hingga kini pemanfaatan biomassa di Indonesia masih tergolong sangat rendah.

Padahal, Indonesia terkenal kaya-raya dengan aneka macam tanaman dan tumbuhan yang sangat mudah untuk dikelola dan diolah sebagai biomassa.

Bobby yang juga Ketua 1 Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia(METI) mengingatkan, transisi energi menuju net zero emission terdiri dari dua aspek penting.

Baca Juga: Generasi Milenial Lebih Berpeluang Punya Rumah Sendiri Jika Prabowo - Gibran Menang pilpres

Pertama, memanfaatkan energi terbarukan atau sumber energi lain dengan emisi minimum untuk memenuhi kebutuhan energi final di semua sektor (diversifikasi).

Kedua, mengurangi emisi dari fasilitas atau plant yang sudah ada yang menghasilkan emisi tinggi selama operasi (dekarbonisasi).

Menurutnya, bioenergi merupakan bentuk energi yang inklusif, dihasilkan dari biomassa yang bisa dengan mudah dikontrol, dikurangi, atau disesuaikan oleh manusia.

Seperti diketahui, sumber biomassa berasal dari limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan, pengembangan dan pemanfaatannya melibatkan berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang yang beragam.

"Namun, saat ini, hanya sedikit sekali dari total kapasitas pembangkit nasional yang diwakili oleh bioenergi," katanya.***

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler