Bamsoet Dukung Bappebti-Bareskrim Sikat Investasi Digital Bodong, Apa Alasannya?

2 April 2022, 22:46 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. /Instagram.com / @bambang.soesatyo.

SEPUTAR CIBUBUR -  Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan potensi aset kripto sebagai komoditas dan pertumbuhan ekonomi digital nasional juga perlu dibarengi dengan literasi kepada masyarakat.

Minimnya literasi masyarakat ini terancam dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan modus investasi bodong, ponzi dan judi.

Bambang Sosesatyo yang akrab disapa Bamsoet itu pun mendukung langkah Bareskrim Polri dan Bappebti yang melakukan penegakan humum terkait investasi bodong.

Baca Juga: Investor Kripto Lewati Saham, Perlu Dilindungi dengan Regulasi

Bamsoeot menjelaskan penting bagi regulator dan industri untuk menyoroti keamanan soal aset dan transaksi kripto.

"Ancaman security juga sangat terbuka. Perlu diwaspadai, persiapkan pengawasan aset kripto dan digital," kata Bambang saat ditemui di Jakarta, Jumat, 1 April 2022.

Bamsoet mengatakan, pembicaraan soal aset kripto ini juga akan dibahas di Presidensi G20 Indonesia, seiring dengan perintah eksekutif tentang aset kripto yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Baca Juga: Kripto Terus Berkembang di Indonesia, Kemendag Telah Prediksi yang akan Terjadi

"Biden sudah minta pemerintahannya untuk menyusun nota kerja yang nanti dibahas di G20, bersama dengan menteri-menteri keuangan anggota G20 dan bank sentral," kata Bambang.

"Sehingga diharapkan ada kesepakatan dunia dan mampu memperhitungkan
masalah security negara masing-masing atas (potensi aset kripto yang digunakan untuk) perputaran uang narkoba, terorisme, kejahatan seperti korupsi, dan lainnya. Pengamanan itu harus dibicarakan," ujarnya menambahkan.

Sebagai informasi, negara-negara G20, termasuk Indonesia, sepakat untuk mengawasi perkembangan aset kripto secara global.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada konferensi pers G20 Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG), mengatakan ada kekhawatiran perkembangan kripto akan membawa instabilitas pada sektor keuangan dan perekonomian dunia.

Baca Juga: Dua Kali Diperiksa, Ayah Indra Kenz Bakal Jadi Tersangka Baru?

Perry juga mengatakan saat ini seluruh dunia tidak mengakui secara resmi kripto adalah mata uang, namun diakui sebagai sebuah aset.

Di Indonesia, kripto masih diperdagangkan sebagai aset di badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti).

Bank Indonesia juga tengah menyiapkan kehadiran Central Bank Digital Currency (CBDC). CBDC atau rupiah digital adalah uang digital yang diterbitkan dan peredarannya dikontrol oleh bank sentral, dan digunakan sebagai pembayaran yang sah untuk menggantikan uang kartal.

Saat ini, penerbitan CBDC masih terus dibahas oleh para bank sentral di seluruh dunia.

Baca Juga: Bukan Cuma Daniel Abe, Ini Para Terduga Pelaku Aksi Tipu tipu DNA Pro, Siap Diburu

Di sisi lain, Bamsoet juga mengatakan potensi aset kripto sebagai komoditas dan pertumbuhan ekonomi digital nasional juga perlu dibarengi dengan literasi kepada masyarakat, mengingat maraknya berita akan investasi dan aset digital bodong belakangan ini.

"Minimnya literasi masyarakat ini dimanfaatkan (oleh pihak tidak bertanggung jawab) untuk kemudian dilakukan penipuan modus investasi bodong, ponzi dan judi. Saya mendukung Bareskrim dan Bappebti dengan langkah-langkah penegakan hukumnya," kata Bambang.

Baca Juga: Bamsoet Ingatkan Waspada Investasi Bodong, Netizen Minta Tolong Tagih WD Robot Trading ATG-DNA Pro

Bamsoet mengatakan, besarnya pasar kripto di Indonesia dapat dimaknai sebagai potensi ekonomi, peluang investasi, alternatif sumber pemasukan negara, dan stimulus ekonomi nasional. ***

Editor: sugiharto basith budiman

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler