10 PLTS Beroperasi, 13 Kampung di Raja Ampat Kini Terang

- 22 April 2021, 16:21 WIB
Petugas PLN sedang menyalakan listrik pertama melalui program listrik desa di salah satu rumah pelanggan
Petugas PLN sedang menyalakan listrik pertama melalui program listrik desa di salah satu rumah pelanggan /Humas PLN

SEPUTAR CIBUBUR– PLN berhasil mengoperasikan 10 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

PLTS yang memanfaatkan sumber enargi baru dan terbarukan ini, menerangi 887 warga di 13 Kampung, antara lain di Kampung Solol, Bianci, Beo, Kalitoko, Wejim Timur, Wejim Barat, Satukurano, Atkari, Limalas Timur, Limalas Barat, Kayerepop, Kapatcol, dan Aduwey dengan total Kapasitas 710 kiloWatt-peak (kWp). Total invetasi yang dikeluarkan oleh PLN sebesar Rp45 miliar .

Hal ini merupakan komitmen PLN dalam menerangi kampung yang belum teraliri listrik di Wilayah Sorong, Papua Barat, dengan mengoptimalkan potensi energi baru dan terbarukan yang tersedia, yakni matahari.

Baca Juga: Jangan Sembarangan Pakai Jasa Broker, Kalau Tak Mau Menyesal

Kelistrikan di 13 Kampung tersebut langsung dinyalakan selama 24 jam, sehingga masyarakat dapat menikmati listrik untuk mengoptimalkan aktifitasnya sehari-hari.

“Kami berharap dengan hadirnya listrik di Kabupaten Raja Ampat ini dapat turut mendorong dan meningkatkan perekonomian serta produktifitas bagi masyarakat setempat. Kali ini, dengan dioperasikannya PLTS yang bersumber dari energi matahari kami juga memberikan pasokan listrik yang bersih untuk masyarakat,” tutur Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi.

Sebelumnya, pada tahun 2020 PLN telah melistriki beberapa kampung lainnya di Kabupaten Raja Ampat menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Total keseluruhan kampung berlistrik di kabupaten Raja Ampat sebanyak 67 Kampung sampai dengan tahun 2021.Proses percepatan penyelesaian pembangunan hingga pengoperasian dilakukan dalam jangka waktu kurang dari dua bulan. Lama waktu pengerjaan pada setiap kampung tidak sama, hal ini dikarenakan faktor geografis yang berbeda-beda.

Terdapat kampung yang tidak memiliki dermaga sehingga kapal Papua terang milik PLN harus berlabuh jauh dari tepi pantai kampung dan menurunkan tim, material serta alat kerja menggunakan speedboat kecil milik penduduk kampung setempat yang dilakukan secara bertahap. 

Baca Juga: Poyuono: Ahok Belum Kelasnya Jadi Menteri Investasi

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah