SEPUTAR CIBUBUR - Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian global pada tahun 2023 menurun dan diwarnai ketidakpastian yang masih tinggi. Meski demikian pertumbuhan ekonomi domestik Indonesia tetap baik, dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap kuat sehingga mendukung ketahanan eksternal. Sementara di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, dengan langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia (BI) stabilitas nilai tukar Rupiah terjaga.
Demikian dikemukakan Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho dalam acara focused group discussion (FGD) terbatas yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom) BI dengan perwakilan akademisi dan lembaga riset di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023).
Topik pokok diskusi terkait dengan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada tanggal 22-23 Desember 2022.
Baca Juga: Gubernur BI Perry Warjiyo Tetapkan 26 Pemimpin Baru BI Siapa saja Mereka Simak Infonya
Hadir juga sebagai narasumber Irman Robinson (Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI), dan Ryan Rizaldy (Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI). Acara FGD dengan moderator diskusi Junanto Herdiawan (Direktur Departemen Komunikasi BI), tersebut dibuka Erwin Haryono (Kepala Dekom BI) dengan pengantar diskusi.
“Ekspektasi inflasi dan inflasi secara bulanan terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal, meskipun masih tinggi”, jelas Wahyu Agung terkait kondisi inflasi.
Selanjutnya likuiditas perbankan dan perekonomian masih memadai untuk mendorong peningkatan kredit/pembiayan dan pemulihan ekonomi lebih lanjut.
“Suku bunga perbankan juga masih kondusif mendukung pemulihan ekonomi”, tegas Wahyu Agung.