Di Tengah Ketidakpastian Global, Ekonomi Domestik 2023 Tetap Baik

- 10 Januari 2023, 17:40 WIB
Acara focused group discussion (FGD) terbatas yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom) BI dengan perwakilan akademisi dan lembaga riset di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023).
Acara focused group discussion (FGD) terbatas yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom) BI dengan perwakilan akademisi dan lembaga riset di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023). /

SEPUTAR CIBUBUR -  Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian global pada tahun 2023 menurun dan diwarnai ketidakpastian yang masih tinggi. Meski demikian  pertumbuhan ekonomi domestik Indonesia tetap baik, dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap kuat sehingga mendukung ketahanan eksternal. Sementara di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, dengan langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia (BI) stabilitas nilai tukar Rupiah terjaga.

Demikian dikemukakan Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho dalam acara focused group discussion (FGD) terbatas yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom) BI dengan perwakilan akademisi dan lembaga riset di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023).

Topik pokok diskusi terkait dengan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada tanggal 22-23 Desember 2022.

Baca Juga: Gubernur BI Perry Warjiyo Tetapkan 26 Pemimpin Baru BI Siapa saja Mereka Simak Infonya

Hadir juga sebagai narasumber Irman Robinson (Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI), dan Ryan Rizaldy (Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI). Acara FGD dengan moderator diskusi Junanto Herdiawan (Direktur Departemen Komunikasi BI), tersebut dibuka Erwin Haryono (Kepala Dekom BI) dengan pengantar diskusi.

“Ekspektasi inflasi dan inflasi secara bulanan terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal, meskipun masih tinggi”, jelas Wahyu Agung terkait kondisi inflasi.

Selanjutnya likuiditas perbankan dan perekonomian masih memadai untuk mendorong peningkatan kredit/pembiayan dan pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Baca Juga: Menurut Laporan BI Inflasi Indonesia Di Desember 2022 Terkendali, Apa Dampaknya Ke 2023 Simak Infonya

“Suku bunga perbankan juga masih kondusif mendukung pemulihan ekonomi”, tegas Wahyu Agung.

Acara focused group discussion (FGD) terbatas yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom) BI dengan perwakilan akademisi dan lembaga riset di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023).
Acara focused group discussion (FGD) terbatas yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom) BI dengan perwakilan akademisi dan lembaga riset di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023).
Pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya efek luka memar (scarring effect) bagi pelaku usaha, baik masyarakat dan korporasi termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Efek luka memar di masyarakat yang membuat pertumbuhan ekonomi menjadi tidak maksimal. Untuk diketahui, scarring effect adalah kondisi di mana masyarakat takut untuk membelanjakan dan menginvestasikan uangnya.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x