Di Tengah Ketidakpastian Global, Ekonomi Domestik 2023 Tetap Baik

- 10 Januari 2023, 17:40 WIB
Acara focused group discussion (FGD) terbatas yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom) BI dengan perwakilan akademisi dan lembaga riset di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023).
Acara focused group discussion (FGD) terbatas yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Dekom) BI dengan perwakilan akademisi dan lembaga riset di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023). /

Seperti diketahui, beberapa negara yang sudah menggunakan uang digital (CDBC) adalah Bahama, Jamaika, Anguilla, Antigua dan Barbuda, Saint Kitts dan Nevis, Montserrat, Dominika dan Saint Lucia.

Baca Juga: Masuki Tahun Resesi, Perppu Cipta Kerja Akomodasi Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Dari FGD antara Dekom BI dengan perwakilan Akademisi Perguruan Tinggi/Lembaga Riset diperoleh catatan sebagai berikut:

Pertama, kondisi perekonomian global tahun 2023 akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia diperkirakan oleh Bank Indonesia akan tumbuh antara 4,5% - 5,3%. Sedangkan inflasi diperkirakan dalam kisaran 3,0%±1%. Krisis pangan dan krisis energi yang berlanjut menyebabkan perekonomian global dapat menuju resesi disertai dengan inflasi yang tinggi (reflasi).

Kedua, peserta FGD sepakat optimis terhadap perekonomian Indonesia tahun ini dengan arguymentasi fundamental ekonomi makro cukup baik, pengalaman dalam menghadapi pandemi dan faktor lainnya. Di sisi lain, otoritas moeneter, otoritas fiskal, pelaku usaha dan masyarakat harus tetap waspada dalam memnghadapi krisis pangan dan krisis energi global.

Ketiga, forum sepakat mendukung Bank Indonesia untuk terus melakukan kajian pengembangan rupiah digital. Pengembangan rupiah digital dilakukan secara bertahap dalam proses yang iteratif, simultan dan sinergis dengan pemangku kepentingan terkait, baik domestik maupun internasional.

Baca Juga: Resesi Mengancam di 2023, Ini Prediksi DBS soal Tren Konsumsi

Akademisi yang diundang dan hadir merupakan perwakilan guru besar, dosen dan peneliti. Mereka adalah Haryo Kuncoro (Guru Besar FE UNJ), Marsuki (Guru Besar FEB Unhas), Mansur Afifi (Guru Besar FEB Unram), Nugroho SBM (Guru Besar FEB Undip), Adhitya Wardono (FEB Unej), Agus Herta Sumarto (FE UMB/Indef), Ana Sriekaningsih (STIE Bulungan), Imron Rosyadi (FEB UMS), Y Sri Susilo (FBE UAJY), Fitra Faisal Hastriadi (Next Policy/UI), Fajar B Hirawan (CSIS/UIII), Rudy Badrudin (STIE YKPN), dan Suparmono (STIM YKPN),

“FGD semacam ini ke depan akan diselenggarakan secara rutin dengan topik tertentu”, ujar Erwin Haryono.

Dengan topik diskusi yang telah ditentukan maka peserta FGD akan dapat mempersiapkan materi dengan lebih baik.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah