Sentimen Eksternal Bikin 24 Saham Ini Layak Ditradingkan

- 12 Juni 2023, 12:31 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat dan menembus zona hijau sebesar 0.9% pada akhir minggu lalu. Penguatan IHSG tersebut ditopang oleh sektor transportasi dan logistik yang naik sebesar 5.5%, properti dan real estat sebesar 5,3% dan infrastruktur sebesar 3,9%. Sektor teknomogi menjadi satu-satunya sektor yang melemah yakni sebesar -3,1%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino menjelaskan pada minggu lalu ada banyak sentimen positif yang membuat IHSG bergerak ke zona positif. Sentimen positif tersebut adalah berlanjutnya tren penurunan inflasi, menguatnya beberapa harga komoditas, expansifnya sektor manufaktur dan disahkannya debt ceiling di Amerika.

Mino menguraikan pada Mei lalu inflasi kembali turun menjadi 4.00% yoy/0.09% mom dari sebelumnya 4.33% yoy/0.33%. Angka inflasi Mei juga lebih rendah dari konsensus pasar di level 4.22% yoy/0.30 mom. Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 2.66% yoy dari sebelumnya di Maret 2.83% yoy. Inflasi inti tersebut juga lebih rendah dari konsensus 2.81% yoy.

"Terkait sektor manufaktur, untuk kedua puluh satu kalinya secara berturut-turut indeks manufaktur berada di zona ekspansif, meskipun pada Mei lalu turun menjadi 50.3 dari sebelumnya 52.7. Penurunan tersebut terjadi karena terkoreksinya pesananan baru seiring lebih rendahnya permintaan paska musim puasa lebaran," kata dia di Jakarta, Senin, 12 Juni 2023.

Baca Juga: IHSG Hari ini 12 Juni 2023 Potensi Mixed Bursa AS dan Asia Pasifik Naik di Akhir Pekan, Harga Emas Melonjak

Selanjutnya pada minggu lalu harga batu bara juga berhasil membukukan kenaikan tertinggi seiring sempat menguatnya harga minyak mentah paska rencana Arab Saudi memangkas produksinya sebanyak 1 juta barel secara sukarela.

Disetujuinya debt ceiling di Amerika yang mendorong pelemahan nilai tukar dolar terhadap mata uang utama dunia lainnya juga turut menjadi tambahan katalis positif di pasar komoditas.

Diketahui, pada Rabu lalu Kongres menyetujui debt ceiling setelah perolehan suara 314-117, pada Kamis pagi waktu Amerika Senat juga melakukan voting dengan hasil 63-36 menyetujui debt ceiling, Presiden Joe Biden menandatangani debt ceiling menjadi Undang-Undang pada Sabtu waktu setempat dan belaku hingga 1 Januari 2025.

Adapun sentimen negatif pada minggu lalu yakni aksi ambil untung sektor teknologi di Amerika dan pembarlakuan ARB 15% serta efek penyesuaian harga paska rebalancing MSCI.

Mino mengakui pada minggu ini sentimen domestik relatif lebih sepi karena tidak adanya data ekonomi yang dirilis. Meski demikian, market masih akan tergairahkan dengan sejumlah sentimen eksternal, seperti inflasi Mei baik di tingkat konsumen maupun produsen, kebijakan suku bunga acuan dan Fed Fund Rate.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x