19 Saham Direkomendasikan untuk Trading Pekan Ini

- 19 Juni 2023, 15:40 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR – Didukung 4 sentimen positif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan market minggu lalu di 0.1%. Menghijaunya IHSG tertopang sektor barang baku, teknologi dan energi sebesar 1,7%.  Sementara sektor yang melemah yakni sektor properti dan real estat-2,1%, konsumer non-primer -0,8% dan konsumer primer -0,6%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino menjelaskan 4 sentimen positif yang menopang IHSG pekan lalu adalah  kenaikan harga komoditas, berlanjutnya tren penurunan inflasi di Amerika, dipertahankannya Fed Fund Rate dan rencana pembagian dividen.

"Komoditas yang naik signifikan pada minggu lalu adalah nikel, timah, CPO, dan tembaga. Komoditas naik karena melemahnya nilai tukar dolar terhadap mata uang utama lainnya seiring dipertahankannya Fed Fund Rate dan solidnya data ekonomi Amerika. Selain itu, stimulus di China  mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik dari saat ini," ujar Mino di Jakarta, Senin, 19 Juni 2023.

Terkait berlanjutnya tren penurunan inflasi di Amerika, inflasi di Amerika pada Mei kembali turun menjadi 4% yoy dari bulan sebelumnya 4.9% yoy. Angka inflasi tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2021 dan di bawah ekspektasi pasar 4.1% yoy seiring turunnya harga energi.

Baca Juga: Indo Premier Sekuritas Perkuat Reputasi Selama 20 Tahun, Ini Buktinya

Sementara itu inflasi inti yang mengeluarkan komponen harga bergejolak seperti makanan dan energi juga tercatat melambat menjadi 5.3% yoy dari sebelumnya di bulan Maret 5.5%.

"Inflasi inti ini merupakan yang terendah sejak November 2021 dimana waktu itu tercatat sebesar 4.9% yoy untuk kemudian bergerak naik mencapai level tertingginya di September 2022 sebesar 6.6% yoy."

Ia menambahkan tidak berbeda dengan inflasi di tingkat konsumen, inflasi di tingkat produsen juga melanjutkan tren penurunannya dimana pada bulan Mei tercatat sebesar 1.1% yoy.

"Angka inflasi di tingkat produsen tersebut lebih rendah dari sebelumnya dan ekspektasi yang masing-masing 2.3% yoy dan 1.5% yoy," ucapnya.

Selanjutnya seiring dengan ekspektasi pasar, The Fed akhirnya menghentikan sementara kenaikan suku bunga acuan seiring berlanjutnya tren penurunan inflasi meskipun masih jauh dari target. The Fed memberikan sinyal masih adanya peluang kenaikan suku bunga acuan sebanyak dua kali masing-masing sebesar 25 bps namun tergantung data ekonomi Amerika. Meskipun demikian The Fed belum menentukan sikap untuk pertemuan Juli mendatang.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x