Lima Pilar Ini Perlu Berkolaborasi agar UMKM Naik Kelas

- 26 Februari 2024, 12:43 WIB
Prof Rofikoh Rokhim PhD, Guru Besar FE UI & Wakil Komisaris Utama BRI (kanan) saat memberikan kuliah umum di FBE UAJY. Sumber: FBE UAJY
Prof Rofikoh Rokhim PhD, Guru Besar FE UI & Wakil Komisaris Utama BRI (kanan) saat memberikan kuliah umum di FBE UAJY. Sumber: FBE UAJY /

SEPUTAR CIBUBUR – Agar sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat naik kelas diperlukan sinergi dan koloborasi antara pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, perbankan, dan media massa. Demikian salah satu poin penting kuliah umum (general lecture) yang disampaikan Prof Rofikoh Rokhim PhD (Guru Besar FEB UI dan Wakil Komisaris Utama Bank BRI).

Kuliah umum yang diselenggarakan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FBE UAJY) akhir minggu lalu (23/2/2024) dengan topik “UKMM Naik Kelas” dimoderatori oleh Ninna Talita Santoso (Wirausaha Muda dan Mahasiswa FBE UAJY).

Dekan FBE UAJY W Mahestu Noviandara Krisjanti PhD mengatakan bahwa kuliah umum diselenggarakan secara rutin di FBE UAJY.

Menurut Mahestu, kuliah umum tersebut dislenggarakan oleh Prodi Sarjana Akuntansi, Ekonomi Pembangunan dan Manajemen. Di samping itu, kuliah umum juga diselenggarakan oleh Prodis Magister Akuntansi dan Magister Manajemen.

Baca Juga: Muda Bertalenta, 2 Mahasiswa Sabet Penghargaan Super Growing UMKM di Shopee Super Awards 2023

“Kehadiran Prof Rofikoh di kampus FBE UAJY merupakan kehormatan bagi kami seluruh dosen dan mahasiswa”, tegas Mahestu.

W Mahestu Noviandra Krisjanti PhD, Dekan FBE UAJY memberikan pengantar. Sumber: FBE UAJY
W Mahestu Noviandra Krisjanti PhD, Dekan FBE UAJY memberikan pengantar. Sumber: FBE UAJY
Pengalaman  Prof Rofikoh sebagai akademisi sekaligus praktisi akan memperkaya pengetahuan dan wawasan para dosen dan mahasiswa, khususnya terkait dengan topik “UMKM Naik Kelas”.

Dalam kuliahnya, Prof Rofikoh menjelaskan bahwa UMKM masih mempunyai sejumlah kendala dalam kontribusinya terhadap ekspor, Global Value Chain (GVC) dan go digital.

Prof Rofikoh menguraikan catatan terkait hal tersebut. Pertama, Keterlibatan UMKM dalam GVC di Asia Tenggara hanya sebesar 6,5% dari total UMKM di Indonesia. Kedua, Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) cenderung stagnan sejak tahun 1990 yaitu 15%.

Selanjutnya terkait kendala dalam go digital pertama, kendala teknis yaitu penggunaan aplikasi, foto dan pemasaran secara online. Kedua, Kendala infrastruktur, khususnya jaringan infrastruktur. Ketiga,Transaksi sebagian besar UMKM masih tunai. Keempat, Biaya logistik yang tinggi sehingga harga jual UMKM tidak bersaing.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x