Catat Rekor Pendapatan Dividen 2023, Saratoga Bukukan NAV Rp 48,9 Triliun

- 18 Maret 2024, 18:38 WIB
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Foto: Saratoga-investama.com
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Foto: Saratoga-investama.com /

Kedua, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Pada tahun 2023, MDKA mencatat peningkatan produksi emas menjadi 138.666 ounce (oz), naik 11% secara tahunan. Sementara harga rata-rata penjualan emas juga meningkat 8% yoy di level US$1,939/oz. Produksi tembaga turun 35% yoy menjadi 12.706 ton akibat adanya penundaan sementara dalam pengiriman bahan peledak. Produksi tembaga sudah menunjukkan pemulihan pada 4Q23.

Pada komoditas nikel, tahun 2023 produksi nikel matte mencapai 30.333 ton sementara produksi NPI meningkat 68% yoy menjadi 65.117 ton sebagai dampak dari mulai beroperasinya smelter PT Zhao Hui Nickel (ZHN). Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) akan memasok sekitar setengah dari kebutuhan bijih nikel dari smelter yang dimiliki MBMA pada tahun 2024, sehingga mengurangi dampak dari fluktuasi harga nikel dunia.

Pengiriman bijih Tambang SCM melonjak dari 43.989 ton pada kuartal III 2023 menjadi 2,9 juta ton pada kuartal 4 2023. SCM menargetkan penjualan bijih nikel sebesar 15 juta ton pada tahun 2024 (4 juta ton safrolit dan 11 juta ton limonit).

Pada bulan April 2023, salah satu anak perusahaan MDKA yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) berhasil menyelesaikan Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (IDX). Dengan harga Rp 795 per lembar saham, IPO tersebut mendapat dukungan kuat dari investor domestik dan asing, dana kekayaan negara regional dan investor strategis. Penawaran tersebut melibatkan penerbitan 11,6 miliar saham baru, dengan total modal baru sebesar Rp 9,2 triliun, setara dengan 10,7% dari total saham yang beredar.

Serangkaian aksi korporasi berhasil dijalankan oleh MBMA:

MBMA telah mengumumkan rencana mengembangkan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Kawasan Industri Konawe Indonesia di Sulawesi, Indonesia. Proyek HPAL ini akan menghasilkan total setara nikel 120 ribu ton per tahun yang dibagi menjadi dua tahap. Untuk tahap pertama, MBMA telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ningbo Brunp Contemporary Amperex Co. Ltd., afiliasi dari Brunp CATL.

Pada bulan Juni 2023, MBMA telah mengakuisisi 60% saham (40% Tsingshan) di PT Huaneng Metal Industry (HNMI) senilai US$75 juta, sebuah fasilitas konversi nikel bermutu tinggi matte (HGNM) yang berlokasi di dalam Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). HNMI mengolah nikel matte kadar rendah (LGNM) menjadi HGNM yang mengandung 70% nikel. Kapasitas produksi tahunan adalah 50 ribu ton per tahun.

Pada bulan September 2023, MBMA telah menandatangani perjanjian definitif dengan GEM untuk membangun pabrik HPAL dengan kapasitas 30 ribu ton nikel yang terkandung dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun. 

Pabrik HPAL akan dibangun di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan dioperasikan di bawah PT ESG New Energy Material (joint venture MBMA dan GEM) dengan target commissioning pada akhir tahun 2024 untuk tahap 1 dan pertengahan tahun 2025 untuk tahap 2. Pabrik ini juga akan membeli dan memproses bijih nikel laterit dari Tambang SCM MBMA berdasarkan perjanjian pasokan selama 20 tahun.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x