Kelompok Lansia Berpotensi Derita Osteoporosis

- 1 Juni 2021, 20:00 WIB
Peringatan Hari Osteoporosis Dunia
Peringatan Hari Osteoporosis Dunia /NCB19

SEPUTAR CIBUBUR - Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) dr Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, mengatakan kelompok orang lanjut usia (lansia) berpotensi menderita penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan termasuk osteoporosis.

Hingga saat ini, osteoporosis masih menjadi masalah global yang berkembang. “Bahkan, lebih dari 10 juta orang di seluruh negeri diperkirakan menderita osteoporosis,” ungkap dr Bagus dalam keterangan resmi, Selasa, 1 Juni 2021.

Menurut dr Bagus, lansia adalah salah satu kelompok yang rentan menderita osteoporosis karena seiring bertambahnya usia, kepadatan tulang banyak yang hilang. Jika kehilangan kepadatan tulang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan osteoporosis sehingga berisiko mengalami patah tulang.

Baca Juga: Lansia Perlu Atur Pola Makan

Data dari World Health Organization (WHO), 50% kejadian patah tulang disebabkan oleh osteoporosis. Patah tulang dapat menyebabkan rasa nyeri, disabilitas, deformitas hingga meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi medis.

“Untuk itu, investasi kesehatan tulang, sendi, dan otot agar tetap kuat merupakan tujuan yang penting dilakukan setiap orang dengan usia berapapun, untuk memastikan kesehatan secara menyeluruh di setiap tahap kehidupan,” tambah dr Bagus.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis, kata dr Bagus, antara lain, mengonsumsi kalsium yang cukup dengan takaran 1.000 miligram setiap hari untuk wanita berusia di bawah 50 tahun dan pria berusia di bawah 70 tahun, serta 1.200 miligram setiap hari untuk wanita berusia di atas 50 tahun dan pria berusia di atas 70 tahun, mendapatkan vitamin D yang cukup untuk membantu penyerapan dan pemasukan kalsium ke dalam tulang, melakukan olahraga menahan beban secara teratur, bisa dimulai dengan berjalan 15-20 menit setiap harinya.

Baca Juga: Waspada Dampak Penyakit Thalasemia

“Ditambah lagi dengan mengurangi kafein dan alkohol, berhenti merokok, serta mencukupi kebutuhan nutrisi lainnya seperti kalium, protein, dan mineral agar penyerapan kalsium dan pembentukan tulang baru berlangsung optimal dalam tubuh,” papar dr Bagus.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x