Radhar Panca Dahana, Budayawan yang Tak Pernah Menyerah pada Takdir Berpulang

- 23 April 2021, 13:30 WIB
Radhar Panca Dahana
Radhar Panca Dahana /twitter.com/sahaL_AS/

SEPUTAR CIBUBUR - Radhar Panca Dahana, budayawan sekaligus sastrawan terkenal Indonesia wafat dalam usia 56 tahun, Kamis 22 April 2021 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo Jakarta (RSCM).

Kabar duka itu disampaikan kakak Radhar Panca Dahana, yakni Radhar Tribaskoro melalui media sosial dan diteruskan melalu pesan berantai di grup whatapp.

Dalam pesannya Radhar Tribaskoro menyebutkan adiknya Radhar Panca Dahana wafat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

Baca Juga: Ada Kabar Bahagia Ditengah Prahara Rumah Tangga Sule dan Nathalie Holscher, Mau Tau

"Telah berpulang malam ini pk. 20.00 adik saya tercinta Radhar Panca Dahana di UGD RS Cipto Mangunkusumo. Mohon maaf atas semua kesalahan dan dosanya. Mohon doa agar ia mendapat tempat yang terbaik di sisiNya. Aaminn YRA," demikian bunyi pesan Radhar Tribaskoro yang diteruskan oleh sejumlah sahabatnya salah satunya budayan Noorca Massardi.

Dalam pesan tersebut Radhar Tribaskoro juga meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah dibuat oleh adiknya, dan berharap doa untuk Radhar Panca Dahana agar diberi tempat terbaik di sisi Tuhan.

Menurut Noorca Massardi, meski belum mengetahui penyebab kematiannya, Radhar Panca Dahana diketahui harus berulang kali cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat karena penyakit gagal ginjal.

Baca Juga: Baca Ini Kalau Kamu Pakai Masker N95

"Sudah berpuluh tahun gagal ginjal dan seminggu tiga kali cuci darah di RSCM," ujar Noorca Massardi.

Sementara itu, sejumlah rekan almarhum mengatakan, dalam  berbagai kegiatannya yang dilakukan sehari-sehari Radhar Panca Dahana selalu terlihat bersemangat dan tidak pernah menyerah pada penyakit ginjal yang telah dideritanya bertahun-tahun.

Mengutip laman resmi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Radhar Panca Dahana dikenal sebagai esais, sastrawan, kritikus sastra, dan jurnalis.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Bakal Diperiksa KPK Terkait Dugaan Suap Tanjungbalai

Radhar Panca Dahana juga bergiat sebagai pekerja dan pengamat teater.

Puluhan esai, kritik, karya jurnalis, kumpulan puisi, naskah drama, pertunjukan teater, dan beberapa buku tentang teater telah dihasilkannya sejak usia muda.

 Radhar mengenyam pendidikan di sosiologi Universitas Indonesia. Tahun 1997, Radhar Panca Dahana melanjutkan studi di Ecole des Hautes Etudes en Science Sociales, Prancis, dengan meriset postmodernisme di Indonesia.

Para sahabat dan penggemar Radhar Panca Dahana mengucapkan belasungkawa dengan mengunggah puisi tersebut di media sosial.

Puisi pulang itu merupakan salah satu karya Radhar Panca Dahana yang ditulis pada tahun 1987. Berikut puisi Pulang karya Radhar Panca Dahana: 

PULANG

hujan sedari tadi belum berhenti

kenapa merpati terbang sendiri

kuyup basah tidak perduli

sudah berapa pagi,

tak mau juga ia menepi.

apa yang kau cari?

kabar kekasihkah menyertai

atau sekedar ingin kembali?

tahukah kamu, di sini

seumur hujan ia menant

***

 

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah