Renungan Malam Kristiani: Berbuah Meski Banyak Tantangan

- 25 November 2022, 13:13 WIB
berbuah meski banyak tantangan
berbuah meski banyak tantangan /

SEPUTAR CIBUBUR- Pembacaan Alkitab malam ini diambil dari Matius 3 ayat 23 tertulis demikian:

“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”

Menurut organisasi pangan dan pertanian PBB  sepertiga dari tanah pertanian di seluruh dunia mengalami degradasi atau penurunan kualitas yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah.

Baca Juga: Rupiah Perkasa Dihadapan Dolar AS Pada Pembukaan Hari Ini

Dan ini menimbulkan turunnya jumlah produksi pertanian di seluruh dunia. Tanpa kita sadari keadaan ini menimbulkan turunnya jumlah produksi pertanian di seluruh dunia. 

Hal ini dapat menimbulkan ancaman pangan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk saat ini yang mencapai hampir 9 milyar.

Dalam Wahyu pasal 6 ayat 6 tertulis.....“Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar”....dimana ini menunjukkan situasi krisis pangan yang akan terjadi diakhir jaman.

Berbicara tentang tanah dalam perikop ini Tuhan Yesus menyampaikan sebuah perumpamaan benih firman Tuhan yang ditaburkan di atas empat jenis tanah.

Baca Juga: Profil Anwar Ibrahim: Perjalanan Panjang Tokoh Reformis Malaysia Menuju Kursi Perdana Menteri

Satu diantaranya adalah tanah yang baik dan subur tapi tiga diantaranya adalah tanah yang tidak baik.

Tanah yang tidak baik itu adalah tanah pinggir jalan, tanah yang berbatu-batu dan tanah yang bersemak duri.

Tiga jenis tanah yang dikatakan oleh Tuhan ini berbicara mengenai tiga jenis sikap manusia terhadap firman Tuhan.

Yang pertama tanah pinggir jalan, ini berbicara tentang orang-orang yang mendengar firman Tuhan tapi tidak mengerti.

Baca Juga: Bos Judi Sumatera Utara Apin BK Disinyalir Terlibat Perdagangan Satwa Dilindungi

Penyebab dari ketidakmengertian terhadap firman Tuhan adalah karena pikirannya ditutupi oleh berbagai hal yang membuatnya tidak dapat memahami akan firman Tuhan.

Selubung yang menutupi itu adalah dosa. Terikat kuasa kegelapan, kekerasan hati, pemberontakan, merasa diri sendiri benar dan ketidakmauan untuk mengakui akan kebenaran firman Tuhan.

Itu sebabnya iblis dengan mudah merampas benih firman Tuhan itu karena firman Tuhan tidak dipercayai.

Yang kedua adalah tanah berbatu-batu. Ini berbicara tentang orang-orang yang menerima firman Tuhan, percaya kepada Tuhan Yesus tapi tidak siap dengan resiko iman.

Baca Juga: Demi Lunasi Utang Judi Online Anaknya, Ibu Penjual Gorengan Rela Jual Ginjal

Ketika ada penindasan atau penganiayaan dengan segera mereka menjadi murtad dan meninggalkan Tuhan.

Tanah yang ketiga adalah tanah yang bersemak duri. Ini berbicara tentang orang-orang yang sudah percaya Tuhan, menerima firmanNya  tapi terikat dengan berbagai keinginan dunia.

Sehingga diliputi kekhawatiran dan berbagai hawa nafsu kekayaan yang membuat pegangannya pada firman Tuhan menjadi lemah dan imannya tidak bertumbuh.

Kita semua perlu introspeksi diri kita, apakah kita saat ini sedang terombang-ambing oleh kekhawatiran dan keinginan dunia ini.

Jangan biarkan hal itu terjadi. Singkirkan semua hal yang menghalangi kita untuk bertumbuh.

Baca Juga: IHSG Hari Ini 24 Nov 2022 Peluang Melemah ditengah Penguatan Di Bursa AS, Eropa dan Asia Pasifik

Jangan kita menjadi orang-orang yang tergolong pada tiga jenis tanah ini. Tuhan mau agar kita menjadi pribadi-pribadi seperti tanah yang baik dan subur.

Tanah yang baik dan subur berbicara tentang setiap orang yang menerima firman Tuhan, yang percaya pada Tuhan Yesus dan hidup sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dengan segenap hati berpegang pada firmanNya.

Sekalipun ada berbagai tantangan, masalah, persoalan, ancaman, aniaya, kekurangan, penderitaan ataupun godaan kenyamanan dan kekayaan.

Setiap orang yang mempunyai ciri tanah yang baik mau pikul salib, mau sangkal diri dan sungguh-sungguh mengikuti Tuhan Yesus dengan setia.

Kalau tanah secara harafiah di bumi ini mengalami degradasi, biarlah tanah hati kita tidak mengalami degradasi.

 

Tapi terus menjadi tanah yang baik sehingga firman Tuhan selalu bertumbuh dengan subur dalam segala musim kehidupan kita.

Iman kita tidak mengalami degradasi dan kasih kita kepada Tuhan juga tidak mengalami degradasi.

Di setiap keadaan mari kita tetap percaya dan berpegang pada firmanNya sehingga kita terus bertumbuh dan berbuah di dalam Tuhan sampai pada kekekalan. ***

 

Sumber: Youtube Suara Injil

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah