SEPUTAR CIBUBUR - International Criminal Court (ICC) atau Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat, 17 Maret 2023.
ICC menuduh Putin telah melakukan kejahatan perang, yakni mendeportasi anak-anak Ukraina secara tidak sah.
Tidak hanya Putin, ICC juga mengeluarkan surat perintah penangkapan Komisaris Kepresidenan Rusia untuk Hak Anak Maria Lvova-Belova. Dia juga dituduh melakukan kejahatan yang sama.
Baca Juga: Hancurkan Oposisi Prodemokrasi, Pakar PBB Ungkap Junta Militer Myanmar Tebar Teror di Media Sosial
Jaksa ICC Karim Khan seperti dikutip dari AFT mengatakan, Presiden Putin bisa ditangkap kalau dia menginjakkan kaki di salah satu dari lebih dari 120 negara anggota ICC.
Khan menyebut surat perintah penangkapan kepada Putin dan Maria Lvova-Belova dikeluarkan berdasarkan bukti forensik, pemeriksaan dan apa yang disampaikan keduanya.
Reaksi Rusia
Namun beberapa jam setekah ICC umumkan keputusan itu, Rusia langsung beraksi dan menyatakan bahwa langkah mahmakah yang berkedudukan di Den Haag, Belanda ini tidak berarti.
Baca Juga: Menlu Ukraina Desak Jerman Percepat Pengiriman Amunisi Perang dan Latih Pilot Jet Tempur
"Rusia, seperti sejumlah negara lain, tidak mengakui yurisdiksi pengadilan ini dan dari sudut pandang hukum, keputusan pengadilan ini batal," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, pada Sabtu 18 Maret 2023.
Mantan Presiden Rusia sekaligus sekutu dekat Putin, Dmitry Medvedev, membandingkan surat perintah itu dengan tisu toilet.
“Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Vladimir Putin. Tidak perlu menjelaskan di mana kertas ini harus digunakan,” tulis Medvedev dengan emoji tisu toilet dalam akun Twitternya.
Baca Juga: AS Memperingatkan China Agar Tidak Memberikan Bantuan Senjata untuk Perang Rusia di Ukraina
Baik Rusia maupun Ukraina bukan anggota ICC, tetapi Kyiv telah menerima yurisdiksi pengadilan dan bekerja sama ICC.
Rusia membantah tuduhan kejahatan perang oleh pasukannya. Para ahli mengatakan kecil kemungkinannya akan menyerahkan tersangka.
Namun, hakim ICC menyatakan ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Putin memikul tanggung jawab pidana individu atas kejahatan yang disebutkan tersebut. ***