Volodymyr Zelenskiy Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Gejala Genosida dan Desak Dunia Cabut Hak Veto Rusia

- 27 Februari 2022, 18:05 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam sebuah video pendek, Minggu, 27 Februari 2022 desak dunia untuk menghapus hak suara (veto) Rusia di Dewan Keamanan PBB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam sebuah video pendek, Minggu, 27 Februari 2022 desak dunia untuk menghapus hak suara (veto) Rusia di Dewan Keamanan PBB /Reuters

SEPUTAR CIBUBUR –  Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Minggu, 27 Februari 2022 mendesak dunia untuk menghapus hak suara (veto) Rusia di Dewan Keamanan PBB, karena tindakan Rusia kepada negaranya hampir mengarah pada (gejala) "genosida."

Genosida adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku bangsa dengan maksud memusnahkan (atau membuat punah) bangsa tersebut.

"Ini teror. Mereka mengebom kota-kota Ukraina kami, mereka akan membunuh anak-anak kami dengan lebih halus. Ini adalah kejahatan yang telah datang ke tanah kami dan harus dihancurkan," kata Zelenskiy dalam pesan video singkat, dilansir Reuter, Minggu, 27 Februari 2022.

Baca Juga: Yunani Kecam Invasi Rusia ke Ukraina yang Menewaskan 10 Warga Negaranya

Dengan tegas, Zelenskiy mengatakan, tindakan kriminal Rusia terhadap Ukraina menunjukkan tanda-tanda atau gejala genosida.

Menurut data Badan bantuan PBB, sedikitnya 64 warga sipil tewas dan lebih dari 160.000 lainnya mengungsi setelah pasukan Rusia menyerbu Ukraina pekan ini.

"Hingga 26 Februari pukul 17.00 waktu setempat OHCHR (Kantor PBB untuk HAM) mengumumkan bahwa sedikitnya 240 warga sipil menjadi korban, termasuk setidaknya 64 orang tewas," demikian laporan Kantor Koordinasi untuk Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

Baca Juga: Anggota Parlemen Perempuan Ukraina Kira Rudik Siap Angkat Senjata Lawan Pasukan Rusia

OCHA menambahkan bahwa jumlah korban yang sebenarnya kemungkinan "jauh lebih banyak."

Kerusakan pada infrastruktur sipil menyebabkan ratusan ribu orang tidak mendapatkan aliran listrik atau air.

Ratusan rumah rusak atau hancur, sementara jembatan-jembatan dan jalanan dihantam oleh tembakan mortir yang menyebabkan sejumlah komunitas tidak dapat mengakses pasar, katanya.

Laporan itu mengutip badan pengungsi PBB yang mengatakan lebih dari 160.000 mengungsi ke wilayah lain di dalam negeri dan lebih dari 116.000 orang terpaksa menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga.

Baca Juga: Menlu Rusia Ajukan Dua Syarat Ini Jika Ukraina Mau Negosiasi

"Badan-badan PBB dan mitra kemanusiaan untuk sementara terpaksa tidak beroperasi lantaran situasi keamanan yang semakin parah," kata OCHA.

"PBB dan mitranya mempertahankan kehadiran mereka di seluruh negeri dan tetap berkomitmen untuk bertahan di lapangan serta merespons keperluan kemanusiaan yang terus bertambah dan risiko perlindungan begitu situasinya memungkinkan." ***

Editor: Erlan Kallo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah