“Kami mengajak semua Negara untuk bekerja sama untuk menyelamatkan bumi,” seru Menteri Siti.
Dokumen Enhanced NDC selaras dengan dokumen Long Term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience (LTSLCCR) 2050 dengan visi mencapai net zero emisi GRK pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Sektor kehutanan dan penggunaan lahan (FOLU) akan menjadi penyokong utama pencapaian target pengurangan emisi Indonesia. “Setelah dilakukan analisis mendalam, kami yakin bahwa sektor kehutanan bisa mencapai net sink pada tahun 2030,” katanya.
Menteri Siti menjelaskan bahwa agenda Indonesia FOLU Net Sink 2030 akan dicapai melalui pengurangan deforestasi, konservasi dan pengelolaan hutan lestari, perlindungan dan restorasi gambut dan mangrove, dan peningkatan penyerapan GRK melalui aforestasi dan reforestasi.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan perubahan iklim mengancam wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia. Dia mengatakan KKP siap untuk bersama-sama KLHK dan para pihak lain untuk melakukan aksi-aksi pengendalian perubahan iklim.
Sementara itu Penanggung Jawab Paviliun Indonesia Agus Justianto melaporkan, Paviliun Indonesia merupakan soft diplomacy Indonesia dalam mendukung negosiasi di meja perundingan konvensi pengendalian perubahan iklim global.
Baca Juga: Pemilik Net89 Reza Paten Jadi Buronan Bareskrim
Paviliun Indonesia mengambil tema Stronger Climate Actions Together yang merefleksikan misi dan berbagai hal yang diperjuangkan delegasi RI. Tema ini sesuai dengan tujuan Nomor 13 Pembangunan Berkelanjutan (SDG),
Paviliun Indonesia akan menggelar 64 sesi diskusi panel dan menghadirkan 283 pembicara. Diskusi panel akan membahas berbagai isu dari berbagai perspektif mulai dari pemerintah, masyarakat, CSO, dan pelaku usaha.
“Kami juga akan menyelenggarakan beberapa sesi High Level dimana tokoh-tokoh dari berbagai Negara dan organisasi Internasional akan menjadi pembicara,” kata Agus. *