Joe Biden: Rudal Polandia 'Tidak Mungkin' ditembakkan dari Rusia

- 16 November 2022, 15:03 WIB
Potret Presiden AS Joe Biden
Potret Presiden AS Joe Biden /

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan rudal Rusia menghantam Polandia dalam "peningkatan yang signifikan" dari konflik tersebut. Dia tidak memberikan bukti. Sedangkan, Kementerian pertahanan Rusia membantah bahwa rudal Rusia menghantam wilayah Polandia, menggambarkan laporan sebagai "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan situasi".

Baca Juga: Pencegahan Bencana Perubahan Iklim, Indonesia Serukan Aksi yang Lebih Kuat Seluruh Negara

Fakta bahwa Polandia mencari konsultasi NATO berdasarkan Pasal 4 sebagai lawan dari tindakan pembelaan diri sebagaimana ditentukan dalam Pasal 5 menunjukkan Polandia bertindak hati-hati. NATO kemungkinan akan bertemu di tingkat resmi di Brussels. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menggambarkan serangan itu sebagai hal yang sangat memprihatinkan sebelum mengadakan pertemuan dewan keamanan PBB pada hari Rabu.

Baik presiden Polandia Andrzej Duda maupun perdana menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyerukan agar tenang dan mewaspadai berita palsu. Menteri luar negeri Ukraina Dymotro Kuleba telah menyalahkan Rusia dengan mengatakan di Twitter.

"Rusia sekarang mempromosikan teori konspirasi bahwa itu diduga sebuah rudal pertahanan udara Ukraina yang jatuh pada teori Polandia. Itu tidak benar. Tidak seorang pun boleh membeli propaganda Rusia atau memperkuat pesannya. Pelajaran ini seharusnya sudah lama dipelajari sejak jatuhnya MH17 (pesawat sipil Malaysia yang ditembak jatuh oleh Rusia di wilayah udara Ukraina)," ujar Dymotro Kuleba.

Baca Juga: Indonesia Gandeng Jepang Bangun Informasi Bidang Ketenagakerjaan

Tetapi terlepas dari hasil pemeriksaan puing-puing serangan itu, dan kesimpulan tepat yang diambil, Polandia dan Ukraina kemungkinan besar akan menuntut peningkatan perlindungan udara di Eropa timur. Ukraina telah meningkatkan pertahanan udara selama berminggu-minggu dan menteri pertahanannya Oleksii Reznikov mengatakan di Twitter.

"Kami meminta untuk menutup langit, karena langit tidak memiliki batas. Bukan untuk rudal tak terkendali Rusia. Bukan karena ancaman yang mereka bawa untuk tetangga UE & NATO kita. Tanggalkan sarung tangan. Saatnya menang". tulis Oleksii.

Skala serangan rudal Rusia di Ukraina pada hari Selasa digambarkan oleh Ukraina sebagai yang paling parah dari seluruh perang dan mungkin dirancang sebagai unjuk kekuatan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin kepada anggota G20 yang berkumpul di Bali. Putin sendiri menolak untuk menghadiri KTT tersebut, tetapi Sergei Lavrov, menteri luar negeri dan penggantinya menghadiri jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Presiden Indonesia Joko Wikodo saat serangan diluncurkan.

Upaya telaten Indonesia untuk membuat agenda G20 mengesampingkan perang di Ukraina telah mendapat pukulan terakhir oleh serangan terbaru Putin terhadap infrastruktur energi Ukraina.***

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman

Sumber: Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x