Asal-Usul Telur Asin Brebes, Bermula dari Tradisi Tionghoa

- 29 September 2023, 12:56 WIB
potret Telur Asin makanan khas Kabupaten Brebes yang ternyata awal mulanya makanan persembahan masyarakat Tionghoa
potret Telur Asin makanan khas Kabupaten Brebes yang ternyata awal mulanya makanan persembahan masyarakat Tionghoa /Facebook / Naimatus / Nang Sadewo /

SEPUTARCIBUBUR- Selain dikenal sebagai salah satu kota penghasil bawang merah yang berkualitas, kabupaten Brebes juga merupakan wilayah yang sangat terkenal sebagai salah satu kota yang banyak memproduksi telur asin.

Hal itu membuat telur asin menjadi ciri khas oleh-oleh dari kota Brebes Jawa Tengah. Dilihat dari sisi sejarah, kemunculan telur asin di Brebes ini memiliki cerita yang cukup menarik.

Secara historis proses komersial telur asin ini dimulai pada era akhir tahun 1950-an. Pada masa itu usaha telur asin pertama kali dirintis oleh warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Brebes yang bernama Tjoa dan Lina Pandi.

Baca Juga: Jokowi Bentuk Satgas Genjot Ekspor Saat Global Membayangi, Ini Tugasnya

Pada waktu itu keluarga Tjoa memulai penjualan telur asinnya hanya diantara keluarga dan keturunan Tionghoa saja, hingga lambat laun penjualannya itupun akhirnya bisa merambah ke berbagai kalangan masyarakat.

Kemunculan telur asin di kalangan keluarga Tionghoa tersebut tak lepas dari tradisi budaya yang mereka jalankan. Karena pada saat itu telur asin menjadi salah satu pelengkap sesaji, yaitu sebagai persembahan saat ritual sembahyang kepada dewa bumi.

Pada waktu itu pula banyak warga dari keturunan Tionghoa yang suka mengawetkan ataupun mengasinkan bahan-bahan makanan ketika mereka akan berpergian jauh.

Salah satu ciri khas pada telur asin dari Brebes ini yaitu warna cangkangnya yang berwarna biru kehijauan. Hal itu dikarenakan cangkang telur itu dihasilkan dari bebek pelari.

Kemudian agar telur bebek pelari tersebut tidak mudah busuk ataupun terbuang maka telur itupun diawetkan. Selain itu bau amis dari telur bebek pelari itupun juga harus dihilangkan agar lebih nikmat saat di konsumsi.

Telur-telur tersebut diawetkan dengan cara memberikan garam agar telur itu tidak mudah busuk dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Pada awalnya telur-telur itu hanya di produksi secara terbatas namun seiring banyaknya permintaan, kemudian mereka pun mempekerjakan warga-warga dari Brebes.

Seiring berjalannya waktu mantan-mantan pekerja telur asin itu akhirnya banyak yang memproduksi usaha telur asinnya sendiri. Sehingga kemudian semakin banyaklah para pengrajin telur asin dari daerah Brebes tersebut.

Pada tahun 2020 Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan telur asin ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda.

Hal itu dikarenakan telur asin dianggap memiliki nilai akulturasi bagi masyarakat Brebes. Maka tak heran jika telur asin ini sudah diterima oleh banyak pihak dari berbagai kalangan.***

 

Sumber: Youtube Tualang Brebes

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah